Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Potret Perempuan Penambang Pasir di Sungai Grindulu Pacitan

29 Januari 2015   16:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:09 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_348504" align="aligncenter" width="600" caption="resiko mereka kesampingkan, keluar masuk menyelam air untuk mengeruk pasir yang selalu mereka lakukan"]

14224949711647200589
14224949711647200589
[/caption]

[caption id="attachment_348507" align="aligncenter" width="600" caption="bambu-bambu yang dianyam mereka tumpangkan pada ban, dan begitu menepi tinggal mengangkat bambu yang telah berisi pasir"]

1422495296831104905
1422495296831104905
[/caption]

Mereka bekerja berkelompok terdiri dari 6 orang, ada 6 ban besar yang harus mereka isi dengan pasir. Setelah ban terisi pasir akan mereka tarik menepi, dan 2 orang di antara mereka akan menggotong ke daratan dan terus dinaikkan ke atas truk. Mereka lebih menyukai langsung memasukkan pasir ke dalam truk karena tidak 2 kali kerja. namun bagi pemilik truk lebih suka ditampung dulu agar airnya berkurang sehingga beban truknya susut karena lebih kering. Namun bila tidak ada pesanan mereka akan menampung di pinggir sungai, tapi risikonya kalau banjir tiba pasirnya akan hanyut kembali masuk ke sungai.

1 bak truk mereka jual 70 ribu, mereka bilang setinggi 2 blabak, ukuran ini sudah lazim mereka pakai, dan sudah menjadi patokan, dan bila menginginkan 3 blabak para sopir truk harus nambah 30 ribu lagi.

Sehari mereka bisa melayani 2-3 truk, selebihnya sudah tidak kuat, tidak mampu karena kemampuan mereka cuma sekitar 2 truk. Bila sehari bisa mengumpulkan pasir 2 truk, pendapatan mereka 2 kali 70-100 ribu, bila dirata-rata 2oo ribu dibagi 6,  sekitar 30 ribu per orang dan sisanya buat kas. Jam kerja mereka pukul 7 sampai pukul 3 sore.

"Lumayan Mas, saget damel tambel butuh..." kata Bu Suji, yang artinya lumayan bisa buat menambal kebutuhan.

[caption id="attachment_348509" align="aligncenter" width="600" caption="menampung pasir ditepi sungai tatkala tidak ada truk atau pesanan"]

1422495484290210802
1422495484290210802
[/caption]

Bila tidak ada truk atau pesanan mereka akan menampung pasir pasir di tepi sungai, dan hal ini menjadikan 2 kali kerja, 2 kali angkut. Dan bagi yang di daerah curam truk tidak bisa masuk, pasir-pasirnya akan mereka gendong sampai jalan besar.

Meski keruh tidak hitam pasirnya, menurut sopir truk pasir di sini tidak boros semen, karena pasir sini berasal dari pecahan batu-batu pengeprasan jalan yang hanyut dan dibuang ke sungai. Bagus buat cor dan pasang keramik.

[caption id="attachment_348510" align="aligncenter" width="600" caption="tampak truk pengangkut dilihat dari sisi selatan, dan diseberangnya itu jalan propinsi Pacitan-Ponorogo"]

1422495594419180563
1422495594419180563
[/caption]

[caption id="attachment_348511" align="aligncenter" width="600" caption="bila sungai terlalu curam, para perempuan ini menggendong pasir-pasir ke tepi jalan agar truk lebih mudah mengangkutnya"]

14224956952005449300
14224956952005449300
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun