Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Srabi Kuah, Khas Ponorogo

5 Februari 2015   17:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:47 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_349436" align="aligncenter" width="480" caption="srabi tanpa kuah memakai parutan kelapa muda"]

14231018701531803687
14231018701531803687
[/caption]

[caption id="attachment_349433" align="aligncenter" width="480" caption="tungku-tungku dipanasi dengan arang untuk memanasi kerewang yang terbuat dari tanah"]

14231014571960071042
14231014571960071042
[/caption]

Srabi Ponorogo dibuat dari bahan adonan tepung beras yang dicampur santan, encer mirip membuat jenag sumsum hanya di kasih bumbu garam secukupnya untuk membuat gurihnya. Lalu dituang di kereweng yang dipanasi bara api dari arang. Cara penjajianya ditaruh di mangkok dikasih kuah santan dan gula, bagi yang tidak suka manis cuma memakai santan, dan bila tidak suka santan dan manis menggunnakan parutan kelapa muda. Dan paling enak dinikmati ketika panas sambil duduk nongkrong di dekat penjualnya sambi menghangatkan badan di dekat perapian..

Rasanya unik mirip jenang sunsum, namun ada aroma tanah, krispi, gurih. Biasanya disukai oleh anak-anak dan dipakai untuk sarapan pagi, bagi orang-orang tua yang sepulang dari masjid bisa buat sarapan sebelum pulang ke rumah.

Untuk seporsi dihargai 2 ribu terdiri 2 tangkap (2 keping doble, 4 keping), jadi per keping dihargai 500 rupiah, tapi menjualnya 1 tangkap (2 keping).

[caption id="attachment_349442" align="aligncenter" width="480" caption="srabi yang baru diangkat dari kereweng"]

1423104429664319343
1423104429664319343
[/caption]

[caption id="attachment_349443" align="aligncenter" width="480" caption="tradisional, khas, murahndan sederhana"]

14231044801776965674
14231044801776965674
[/caption]

Lain lagi bu Jati yang jualan di timur perempatan Kerun Ayu ini, jualan mulai jam 11 malam dan tutup setelah subuh, jualannya jalur Ponorogo-Wonogiri. Jam-jam segitu para sopir sayur dan angkutan yang menuju ke Jawa Tengah sedang ramai-ramainya, banyak diantara mereka yang jadi langganan, bukan dimakan di tempat ini tapi dibungkus dimakan dalam perjalanan, rasa hangat yang mengenyangkan pada dini hari menjadikan ke-khasan tersendiri.

[caption id="attachment_349444" align="aligncenter" width="480" caption="bisa ditemui dipinggir jalan jalan protokol"]

1423104735716400101
1423104735716400101
[/caption]

[caption id="attachment_349445" align="aligncenter" width="480" caption="disukai anak-anak untuk sarapan"]

14231047821426680226
14231047821426680226
[/caption]

Selain anak-anak, pedagang srabi juga berada disekitar rumah sakit, orang yang sakit dan baru sembuh dari sakit sering makan srabi ini karena rasanya ringan, tanpa bumbu alias tawar, sehingga tidak mengakibatkan mual. Selain itu lembut dan empuknya tidak menggangu pencernaan, dan hal ini pula yang menjadi alasan srabi kuah ini disukai anak-anak atau orang tua yang sudah tidak bergigi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun