[caption id="attachment_349436" align="aligncenter" width="480" caption="srabi tanpa kuah memakai parutan kelapa muda"]
[caption id="attachment_349433" align="aligncenter" width="480" caption="tungku-tungku dipanasi dengan arang untuk memanasi kerewang yang terbuat dari tanah"]
Srabi Ponorogo dibuat dari bahan adonan tepung beras yang dicampur santan, encer mirip membuat jenag sumsum hanya di kasih bumbu garam secukupnya untuk membuat gurihnya. Lalu dituang di kereweng yang dipanasi bara api dari arang. Cara penjajianya ditaruh di mangkok dikasih kuah santan dan gula, bagi yang tidak suka manis cuma memakai santan, dan bila tidak suka santan dan manis menggunnakan parutan kelapa muda. Dan paling enak dinikmati ketika panas sambil duduk nongkrong di dekat penjualnya sambi menghangatkan badan di dekat perapian..
Rasanya unik mirip jenang sunsum, namun ada aroma tanah, krispi, gurih. Biasanya disukai oleh anak-anak dan dipakai untuk sarapan pagi, bagi orang-orang tua yang sepulang dari masjid bisa buat sarapan sebelum pulang ke rumah.
Untuk seporsi dihargai 2 ribu terdiri 2 tangkap (2 keping doble, 4 keping), jadi per keping dihargai 500 rupiah, tapi menjualnya 1 tangkap (2 keping).
[caption id="attachment_349442" align="aligncenter" width="480" caption="srabi yang baru diangkat dari kereweng"]
[caption id="attachment_349443" align="aligncenter" width="480" caption="tradisional, khas, murahndan sederhana"]
Lain lagi bu Jati yang jualan di timur perempatan Kerun Ayu ini, jualan mulai jam 11 malam dan tutup setelah subuh, jualannya jalur Ponorogo-Wonogiri. Jam-jam segitu para sopir sayur dan angkutan yang menuju ke Jawa Tengah sedang ramai-ramainya, banyak diantara mereka yang jadi langganan, bukan dimakan di tempat ini tapi dibungkus dimakan dalam perjalanan, rasa hangat yang mengenyangkan pada dini hari menjadikan ke-khasan tersendiri.
[caption id="attachment_349444" align="aligncenter" width="480" caption="bisa ditemui dipinggir jalan jalan protokol"]
[caption id="attachment_349445" align="aligncenter" width="480" caption="disukai anak-anak untuk sarapan"]
Selain anak-anak, pedagang srabi juga berada disekitar rumah sakit, orang yang sakit dan baru sembuh dari sakit sering makan srabi ini karena rasanya ringan, tanpa bumbu alias tawar, sehingga tidak mengakibatkan mual. Selain itu lembut dan empuknya tidak menggangu pencernaan, dan hal ini pula yang menjadi alasan srabi kuah ini disukai anak-anak atau orang tua yang sudah tidak bergigi.