Mohon tunggu...
BunnAish
BunnAish Mohon Tunggu... -

Dreamer, writer wanna be, good mother wanna be.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Masa Muda yang Tak Muda: Chapter 14

2 Mei 2019   15:21 Diperbarui: 2 Mei 2019   15:58 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang terkadang ayah Adam bisa sangat marah karena kelakuan putranya itu, yang sudah sangat keterlaluan nakal dan manja, membuatnya terpaksa mengambil tindakan tegas, tapi pada akhirnya ayah Adam selalu berhasil di bujuk oleh istrinya yang juga adalah Ibu dari Adam sendiri, yang kemudian selalu memberikan kembali semua fasilitasnya seperti semula.

          "Kali ini ayah benar-benar marah, apa karena kemarin malam aku ke Club Malam? matilah aku kalau dia tahu kejadian semalam" Adam bergumam, dia takut kejadiannya yang membuat keributan di club malam membuat ayahnya marah.

Sambil sibuk dengan semua pikirannya, Adam pun pergi ke halte bis, Adam sudah pernah melakukan ini sebelumnya, naik bis karena semua fasilitasnya disita sang ayah, jadi dia sudah tahu rute mana yang harus dia pilih.

Tapi perbedaannya hari ini, ia melihat seorang gadis yang berseragam sama dengannya ada di antara siswa-siswa lain yang juga sedang berdiri menanti datangnya bis yang biasa mereka tumpangi sepulang sekolah.

Tapi gadis ini berbeda, entah dari segi mana perbedaan itu muncul, rambutnya yang panjang terurai, matanya yang sayu memperlihatkan betapa tidak bersemangatnya dia menatap ke depan jalan tanpa makna yang bisa terlihat oleh orang yang memandangnya, seperti yang sedang Adam lakukan saat ituitu.

Tatapan kosong yang sangat jujur, bibirnya merah tipis dan tubuhnya tinggi semampai, lebih tinggi dari gadis-gadis yang sedang berdiri disana bersamanya.

Disaat semua orang sibuk membicarakan seorang idola seperti Adam berada di halte bis, sebagian malah ada yang langsung berusaha mendekat, tapi gadis itu tetap berada di posisinya, tidak bergerak sedikitpun, Adam mendekat, berdiri tepat di sampingnya, gadis ini tetap tidak menyadari keributan yang ada di sekitarnya, karena ia ternyata menggunakan headset dan matanya tetap menatap jalan yang panas, seakan ada gelombang air yang tercampur minyak di hamparan aspal karena efek pantulan sinar matahari siang itu.

          "Permisi,, permisi,, geser dong!!".
Gadis-gadis lain yang berada di halte itu, meminta Gadis yang sedari tadi tengah coba di dekati Adam untuk bergeser.

Tanpa pikir panjang dia berlalu dan pindah ke kursi halte berjalan mundur ke belakang, semua orang langsung mendekati Adam saat kesempatan itu ada, Adam yang tidak melepaskan pandangannya dari gadis itu terus berbalik ke belakang dan memandanginyayang terus sibuk mendengarkan musik dan sekarang Iabahkan mengeluarkan buku kecil dan membacanya sambil duduk karena bis yang ia tunggu tak juga kunjung tiba.

Namun Tak lama kemudian bis yang Ia tunggu akhirnya datang, dan gadis itupun segera naik, Adam terkejut ketika ternyata Ia menaiki bis yang sama dengannya, dia segera naik dan meninggalkan gadis-gadis yang berharap itu di halte, karena sebagian dari mereka tidak memiliki rute yang sama dengannya.

Itulah pertama kali Adam melihat Kinan yang pada akhirnya membuat Adam hampir setiap hari rela pulang-pergi sekolah menggunakan bis, melepaskan fasilitas mobilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun