Mohon tunggu...
Maybrat Kreatif
Maybrat Kreatif Mohon Tunggu... Relawan - Nhaf Sau -Bonout Sau ( Satu Hati - Satu Komitmen)

Komonitas Pemerhati Sosial, Wadah mengumpul aspirasi serta, Berusaha menyampaikan kepada setiap orang yang berusaha mendengar, dan menerima aspirasi yang di sampaikan, Tentu dengan cara cara yang KREATIF dan EFEKTIF.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Perspura Jayapura: Simbol Harga Diri dan Penghiburan Luka Hati Konflik Politik Orang Papua

2 April 2022   00:02 Diperbarui: 2 April 2022   00:14 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERSIPURA JAYAPURA; Simbol Harga Diri, dan Penghibur Luka Hati Konflik Politik Orang Asli Papua di Indonesia, Yang Di Korbankan Oleh Mafia Sepakbola Indonesia Secara Tragis, Dari Kasta Tertinggi Liga 1 Indonesia.

(Oleh: Ardon Etus Nauw )
-------------------------------

Se kejam-kejamnya politik, lebih kejam lagi ketika para penguasa politik hancurkan hal utama yang menghibur kasenangan hati rakyat yang sedang tertindas.

Orang bisa tahan lapar, tahan haus, tahan penindasan untuk sementara waktu, tetapi orang tidak bisa tahan penderitaan hati disaat tidak ada kesenangan hidup lagi yang menghibur hati mereka sebagai alternatif disaat hal lainnya belum bisa beri harapan secara pasti.

Itulah hal yang di alami oleh orang Papua karena nasib Persipura Jayapura, tim tertua kebanggaan orang Papua yang berdiri semenjak 1 Mei 1963 ini, akhirnya harus Degradasi dari Liga 1 Kasta tertinggi sepakbola Indonesia, turun ke kasta Liga 2 Indonesia untuk musim 2022-2023, pasca nasib tragis yang di alami Persipura ketika memainkan laga terakhir BRI Liga 1 Indonesia kontra Persita Tanggerang, pada hari Kamis 31 Maret 2022 di Stadion Iwayan Duta Bali.

Pertandingan yang di menangkan Persipura dengan Scor akhir 3 : 0, tetapi tidak bisa menyelamatkan Persipura karena di pertandingan lain, Barito Putra dan PSS Sleman  yang merupakan saingan terberat Persipura untuk merebut 2 tiket terakhir untuk keluar dari Zona Degradasi, akhirnya harus mempertahankan kemenangan mereka untuk tetap aman di luar Zona Degradasi.

Barito Putera yang memainkan laganya melawan Persib Bandung, meraih hasil imbang 1 : 1, dan PSS Sleman yang bermain kontra Persija Jakarta akhirnya menang 2 : 0 atas Persija Jakarta. Dari hasil ini PSS Sleman mendapatkan poin 39, Barito Putera 36, dan Persipura Jayapura 36. Dimana walaupun Persipura meraih jumlah poin yang sama dengan Barito Putera, tetapi tetap saja Persipura harus terdegradasi karena kalah head to head dengan Barito Putera.

Persipura terdegradasi bersama dua tim lainnya yaitu Persela Lamongan dan Persiraja Banda Aceh. Sedangkan Tim Bali United FC keluar sebagai Juara Champions BRI Liga 1 Indonesia 2021-2022, di ikuti Persib Bandung sebagai Runner-up, Bhayangkara FC menempati peringkat ke 3.

Hasil akhir yang menurut semua pihak pengamat sepakbola nasional maupun orang Papua sendiri, merupakan hasil yang tidak "fair play" karena di curigai banyak pengaturan mafia bola, intervensi politik, dan bahkan juga disertai banyak kesalahan yang dilakukan oleh Manajemen Persipura, yang dipandang tidak maksimal dalam mengurus Persipura secara baik sepanjang gelar BRI Liga 1 Indonesia 2021-2022 berlangsung.

Hasil ini membuat banyak orang Papua bersedih hati, dan menangis dengan suasana hati yang susah, karena tidak bisa menerima kenyataan pahit, nasib Degradasi yang di alami Persipura. Pemain Persipura, Mantan Pemain Legenda Persipura, Manajemen Persipura, Suporter Setia Persipura, dan seluruh orang Papua merasakan duka yang mendalam seperti orang merasa duka kematian akibat peperangan yang dahsyat.

Sebab Persipura adalah bagian terpenting dari sejarah kehidupan orang Papua di Indonesia. Karena jika dianalisis, Persipura, Konflik Papua, dan Orang Papua, adalah satu mata rantai kehidupan orang Papua yang tidak bisa dipisahkan dari tanah Papua. Sebab sejarah Persipura adalah simbol kebangkitan harapan hidup, kebahagiaan, dan prestasi orang Papua  di tengah-tengah ketidakpastian hidup mereka di Indonesia.

Persipura adalah Tim Raksasa penguasa (raja) sepakbola kasta tertinggi Indonesia selama hampir 16 tahun bertahta, terhitung semenjak tahun 2005 hingga 2022. Tim yang bertabur pemain bintang, penuh dengan segudang prestasi yang memukau, mempunyai pola permainan yang sangat aktraktif dan menghibur, dan sulit terkalahkan ini, telah memikat hati orang Papua dengan sejuta cinta yang begitu besar.

Persipura adalah penghibur susah hati orang Papua di saat konflik politik masih melanda orang Papua sepanjang tahun. Sebab Persipura lah yang mengisi kebahagiaan hari-hari hidup orang Papua yang masih hidup dalam keadaan kemiskinan, ketidakpastian hidup, tekanan konflik politik, maupun sebagai obor penyemangat yang senantiasa mendorong semangat pencarian jati diri orang Papua di Indonesia. Terutama sebagai garda terdepan untuk mengangkat harga diri orang Papua di Indonesia.

Kebahagiaan orang Papua ketika menyambut Otsus Papua itu tidak sebanding dengan kebahagiaan orang Papua ketika menyambut Persipura pulang meraih juara ke Tanah Papua. Begitupun juga pemekaran, jabatan, dan uang yang walaupun dilimpahkan begitu banyak dari Jakarta ke Papua tidak mampu memberikan kebahagiaan jika di banding kebahagiaan orang Papua atas prestasi Persipura di kancah sepakbola nasional Indonesia.

Disaat konflik politik bergema, disaat muncul pro kontra Papua merdeka-NKRI harga mati bergema di Jayapura, tetapi di saat Persipura bertanding di Stadion Mandala Jayapura, kedua pihak pro kontra pasti akan duduk berdampingan tanpa melihat perbedaan untuk bersatu memberikan dukungan penuh kepada Persipura. Nilai politik yang mahal atas kehadiran Persipura bagi kehidupan orang Papua. (Kata Bung Lamadi De Lamato dalam artikelnya Persipura pemersatu Orang Papua)

Bahkan dalam sambutan Bpk Alm. Jhon Piet Wanane mantan Bupati Sorong, pada sela-sela pertemuannya bersama Mahasiswa Sorong di Manado tahun 2005, pernah di minta oleh Mahasiswa Sorong untuk beliau segera serius mengangkat Prestasi Persis Sorong untuk berlaga di Liga Utama Indonesia, tetapi apa kata beliau, "sudah jangan kita bahas sepakbola, lebih baik kabupaten lain di tanah Papua fokus urus pembangunan dan kesejahteraan orang Papua saja. Dan soal sepakbola, cukup Persipura saja yang mewakili orang Papua berlaga di Liga Utama Indonesia. Kami kepala-kepala daerah di tanah Papua tetap mendukung Persipura mewakili orang Papua untuk sepakbola".

Belum lagi jika kita menghitung jumlah dukungan dan bantuan biaya untuk sponsor Persipura yang di kucurkan oleh beberapa kepala daerah maupun lembaga lembaga perusahaan besar dan berbagai kalangan di Papua. Pemprov Papua, Bank Papua, Freeport Indonesia, Pengusaha Papua, dan Bupati kabupaten lainnya di Papua. Sangat membuktikan bahwa kehadiran Persipura adalah salah aset terpenting bagi kedamaian dan kebahagiaan hidup orang Papua.

Para pecinta Persipura di Papua bukanlah hanya mereka yang menggemar sepakbola, tetapi semua orang Papua, baik anak kecil, anak muda, orang dewasa, orang tua, dengan berbagai status seperti pejabat publik, pengusaha swasta, pelajar, mahasiswa, aktivis, intelektual, tenaga buruh, petani, nelayan, tukang ojek, sopir taksi, anak jalanan, pedagang, juru parkir, dan berbagai status lainnya. Orang Papua begitu mencintai Persipura seperti mereka mencintai tanah Papua bumi mereka sendiri.

Suporter Utama Persipura Jayapura adalah Persipura Mania atau The Comen's berdiri tahun 2004 yang terdiri dari 18 elemen suporter, Black Boys 1963, dan kelompok suporter Ultras BlackPearl Curva Nord berdiri 6 Juli 2017 yang berada di kota Jayapura dan juga dari berbagai kota besar di Indonesia bahkan di belahan dunia.

Kejayaan Persipura di Liga Utama Indonesia adalah kejayaan orang Papua di Indonesia. Hal yang tidak sebanding dengan hiburan apapun. Jika Freeport kenalkan emas Papua ke dunia, Inggris kenalkan LNG BP Bintuni ke dunia, Raja Ampat kenalkan wisata bahari Papua ke dunia, maka hanya Persipura yang bisa kenalkan sepakbola Papua di Indonesia maupun ke tingkat dunia internasional. Salah satunya mengangkat sepakbola Indonesia ke dunia internasional lewat AFC Cup maupun liga Champions Asia.

Berbagai prestasi utama yang di raih Persipura ialah, Juara Liga Indonesia 2005, Juara Indonesia Super League 2008-2009, Juara Community Shield Indonesia 2009, Juara Indonesia Super League 2010-2011, Juara SCTV Cup 2011, Juara Inter Island Cup 2011, Juara Indonesia Super League 2013, Juara Indonesia Soccer Championship A 2016, dan AFC CUP : Perempat final 2011, Semifinal 2014, Perdelapan Final 2015, TBA 2021.

Prestasi Persipura ini mulai di raih semenjak hadirnya Bapak Drs. Manase Roberth Kambu, M.Si sebagai Walikota Jayapura. Dimana dimulai dengan diraihnya Juara Liga Utama Indonesia oleh Persipura pada tahun 2005. Awal juara inilah muncul pemain-pemain legendaris Persipura seperti Boas Solossa, Ian Luis Kabes, Tinus Pae, Rickardo Salampessy, Jack Komboy, Eduard Ivakdalam, Imanuel Wanggai, dan lain-lain, hingga kelahiran generasi berikutnya yang di lanjutkan oleh Walikota Jayapura Bapak Benhur Tommy Mano seperti Titus Bonai, Patrick Wanggai, Yohanis Pahabol, Nelson Alom,  Gunansar Mandowen, Ramai Rumakiek, Todd Rivaldo Ferre, dan lain-lain hingga saat ini tahun 2022.

Suatu era kebangkitan yang muncul bersamaan dengan masa-masa kritis konflik politik Papua di era reformasi dan era Otsus Papua. Dimana dapat dikatakan, semua hal tentang Persipura sudah menyentuh dan menyatu ke dalam sendi-sendi kehidupan orang Papua. Mulai dari daerah perkotaan hingga ke kampung-kampung, dusun-dusun, hingga daerah pedalaman dan rimbawa Papua. Suatu dampak vital kehadiran Persipura yang tidak bisa di pisahkan dari kehidupan orang Papua.

Namun kini, apa boleh di kata. Nasi sudah menjadi bubur. Sebab berakhir sudah perjalanan prestasi dan sejarah besar Persipura di Liga 1 Indonesia. Nasib yang sulit diterima, tetapi susah dilupakan. Begitulah keadaan yang di alami oleh semua pihak yang mencintai Persipura saat ini. Terutama orang Papua harus mengalami rasa duka hati yang mendalam hari ini.

Persipura harus menjadi korban politik sepakbola Indonesia oleh para mafia sepakbola, lewat sangsi pelanggaran, pengurangan poin, pengaturan skor pertandingan, dan pola politisasi internal manajemen klub Persipura yang sengaja memainkan berbagai kebijakan yang secara langsung berdampak merugikan prestasi Persipura.

Sebab Persipura yang sebagai satu-satunya tim sepakbola asal Papua yang masih berlaga di Liga kasta tertinggi Indonesia, akhirnya harus gulung tikar dan pulang membawa muka murung, dan berberat hati, terpaksa harus siap mengarungi Liga 2 Indonesia musim depan. Dan akhirnya tidak ada lagi tim sepakbola asal Papua yang akan mengisi kompetisi Liga 1 Indonesia musim depan 2022-2023.

Dengan demikian saat ini orang Papua harus menerima kenyataan pahit yang diderita Persipura. Mungkin Persolaan Persipura saat ini di lain pihak bisa di ungkit karena masalah politik, kesalahan manajemen, kesalahan pemain, atau kesalahan apa pun, hal tersebut tidak dapat mengubah kenyataan yang sudah terjadi saat ini. Semua sudah terjadi.

Hanya saja, satu hal penting yang harus disadari oleh semua komponen anak bangsa Indonesia adalah jangan menganggap remeh harga diri orang Papua. Kapan lagi harga diri orang Papua harus di hargai di Indonesia ??? Hari ini Otsus Papua banyak bermasalah, konflik Papua terus bergejolak, kesejahteraan orang Papua jauh dari harapan, dan akhirnya Persipura tim kebanggaan orang Papua yang masih menyisakan kebanggaan dan kebahagiaan hati orang Papua di Indonesia pun harus tergusur dari Liga 1 Indonesia. Sejarah ketidakadilan yang sulit diterima oleh orang Papua.

Terutama untuk para pihak manajemen Persipura, perlu ingat bahwa Persipura pada dasarnya adalah simbol keutuhan kekuatan psikologis orang Papua, harga diri dan identitas politik orang Papua. Marwah utama yang semestinya harus di jaga untuk menopang kedamaian dan kebahagiaan hidup orang Papua di Indonesia.

Artinya Persipura itu aset berharga orang Papua. Manajemen Persipura jangan membawa motif membangun investasi klub untuk kepentingan panggung politik, investasi ekonomi pribadi atau kelompok tertentu, sebab hal tersebut bisa membuat Persipura kehilangan nilai-nilai dan marwah ke Papua an, karena terkontaminasi kepentingan politik dan ekonomi, yang pada akhirnya membuat Persipura menjadi produk politik dan produk pasaran ekonomi dalam dunia sepakbola semata.

Demikian sekilas tanggapan penulis terkait kondisi Persipura saat ini. Suatu hasil yang buruk, tetapi harus di adakan evaluasi secara menyeluruh untuk memperbaiki semua kesalahan yang sudah terjadi. Terutama kondisi Manajemen, dan prospek Persipura ke depan. Semuanya harus di mulai lagi dari bawah dengan cara yang terbaik.

Dan terkait hasil yang di raih Persipura hari ini, pada  prinsipnya kita sebagai orang Papua maupun suporter setia Persipura, perlu membangun optimisme bersama bahwa, sampai kapan pun, Persipura tetap Persipura. Karena talenta sepakbola tidak akan pernah berakhir dari bumi Papua. Mutiara Hitam tetap Mutiara Hitam. Yang walaupun di kubur dalam lumpur, Mutiara Hitam tetap Mutiara Hitam. Seperti emas Papua, seperti kekayaan alam Papua yang melimpah, bumi Papua tetap adalah sumber utama kekayaan pemain sepak bola terbaik di Indonesia dan bahkan tingkat dunia Internasional. Papua tidak akan pernah hilang prestasi sepakbola sepanjang masa.

Bento Out, Rombak Total Manajemen Persipura, Suporter Persipura tetap setia, Persipura Jayapura tetap hidup di hati orang Papua. Persipura Jayapura tetap bangkit dan berjaya untuk mengharumkan nama Papua.

Salam Sepakbola
Damai Kristus beserta
--------------------------------

Sumber Foto: Bola.Com/Reaksi Netizen usai Persipura Terdegradasi dari BRI Liga 1 Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun