Pemberontakan pemikirannya atas kuasa Tuhan berlangsung ketika dia terpesona pemikiran Schopenhauer. Sebuah keterpesonaan yang membekas abadi. Menariknya, di dalam Gay Science, Nietzsche menyebut tentang orang gila. Menurutnya, orang gila adalah orang yang berontak terhadap Tuhan. Sesuatu yang justru dilakukannya dan dia pun lantas bermasalah secara mental. Apakah ini sebuah self-prophecy?
Adalah aneh dan musykil bahwa sejumlah masa sebelum dia mengalami degenerasi mental dia justru menikmati hidupnya. Di Venice yang indah, dia melewatkan hari-harinya dengan ceria dan riang gembira. Dia berjalan-jalan ke bukit, gunung, pasar, menyapa para ibu di warung-warung, anak-anak segan dan hormat kepadanya, orang-orang di ruangan tempat dia masuk sangat menghargainya. Memang, saat itu namanya sudah mulai dikenal. Hingga akhirnya, ya itu dia bertemu kuda. [ ]