Gelombang virus Corona (Covid-19) tak bisa ditahan dan dihentikan. Ia terus berjalan dan menerjang siapapun yang dikehendakinya, tak mengenal jender, status sosial, suku, bangsa, hingga agama sekalipun.
Virus ini awalnya menyebar di Wuhan, Cina, kemudian menyebar cepat ke seluruh bagian dunia secara masif. Kini ia menjadi pandemi yang ditakuti seluruh warga dunia.
Terlihat kepanikan di mana-mana. Bursa saham dunia melemah, pasar keuangan global goncang, dan sejumlah data yang memperlihatkan kepanikan ekonomi global. Yang paling panik adalah ketika virus mengerikan ini telah memakan begitu banyak nyawa manusia setiap waktu. Menurut data Worldometer[1] secara global, di seluruh dunia tercatat ada 1.600.984 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 95.604 dan yang telah sembuh sebanyak 355.671.Â
Kepanikan ini terus membayangi warga dunia karena media terus "mebombardir" publik dengan warta kematian manusia yang terus bertambah setiap harinya. Virus berdiameter 400-500 micro ini telah menjadi monster menakutkan bagi penduduk bumi, ia kapan saja akan siap 'menelan mangsanya' yang lemah imunitasnya dan tinggi tingkat kepanikannya.
Banyak asumsi dan persepsi terhadap virus ini. Ada yang menudingnya sebagai konspirasi politik dunia, sebagian menuduhnya sebagai azab bagi kaum tertentu, sebagian yang lain mengklaim sebagai ujian Tuhan, dan sejumlah kemungkinan lain yang mereka bisa buktikan secara empiris atau justru sebaliknya.
Apapun itu, kebijakan untuk melawan virus ini harus dilakukan negara-negara dunia dengan cepat, koperatif dan dalam skala besar. Lihat saja, misalnya, enam rekomendasi Bank Dunia yang tertuang dalam Laporan Ekonomi Bank Dunia untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik.[2]
Pertama, pengendalian transmisi seperti penutupan akses wilayah dan larangan bepergian (lock down) dibarengi dengan kebijakan moneter, fiskal dan struktural untuk meredam dampaknya terhadap ekonomi.
Kedua, meningkatkan kapasitas perawatan kesehatan. Ketiga, memberikan perlindungan sosial atau subsidi saat pekerja diwajibkan tinggal di rumah. Keempat, di sektor finansial, dengan mempermudah akses kredit bagi perorangan dan dan akses likuiditas bagi perusahaan
Kelima, kebijakan perdagangan harus tetap terbuka. Keenam, meningkatkan kerja sama internasional dan mengembangkan kemitraan swasta pemerintah, dalam konteks ini berusaha untuk memastikan pasokan produk medis utama.
Sains secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari segala fenomena yang ada di alam beserta isinya. Sains merupakan hasil karya yang dilahirkan manusia, tanpa eksistensi manusia maka ilmu pengetahuan pun  mustahil adanya.