Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tentang Belajar di Rumah

19 Maret 2020   23:49 Diperbarui: 19 Maret 2020   23:50 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Everything depends upons execution, having just a vision is no solutions."
(Stephen Sondheim)

Hari Minggu, 15 Maret 2020, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan instruksi bagi seluruh pemerintah kabupaten kota untuk merumahkan seluruh siswa mulai PAUD hingga SMA/SMK dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di rumah, terhitung mulai 16 sampai dengan 29 Maret 2020. 

Ia menegaskan, siswa tidak diliburkan, tapi belajar di rumah secara daring melalui sebuah kurikulum yang telah dipersiapkan pemerintah provinsi.  "Jadi saya ulangi lagi, belajar di rumah ya, bukan libur," katanya di Gedung Sate Bandung.

Pemerintah DKI dan Banten sebelumnya juga mengumumkan seruan yang sama. Sekolah-sekolah di seluruh Jakarta selama dua pekan, terhitung sejak Senin (16/03), akan ditutup guna mencegah penyebaran virus corona di ibu kota yang semakin meluas.  

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, imbas dari penutupan sekolah ini, kegiatan belajar-mengajar dilakukan dengan metode jarak jauh melalui sistem online. 

Gubernur memutuskan untuk mentutup semua sekolah di lingkungan provinsi DKI jakarta dan akan melakukan proses kegiatan belajar mengajar melalui metode jarak jauh.

Belajar jarak jauh, atau belajar dari rumah, sejatinya memang bukan sistem pembelajaran yang baru, karena saat ini sedang merebak virus corona. Belajar jarak jauh pernah tercatat  pada tahun 1873, sekolah korespondensi pertama di Amerika Serikat didirikan, bernama The Society to Encourage Studies at Home. 

Tak lama kemudian, pada tahun 1892, Universitas Chicago mulai menawarkan kursus korespondensi, menjadi institusi pendidikan tradisional pertama di AS yang melakukannya. Kemudian pada tahun 1906, sekolah dasar seperti The Calvert School di Baltimore mulai mengikuti.

Sepanjang paruh pertama abad kedua puluh banyak teknologi baru yang muncul ke depan. Hal ini menyebabkan banyak inovasi dalam pendidikan jarak jauh. Selama periode waktu ini, pendidikan jarak jauh ditawarkan dalam berbagai format untuk berbagai tujuan pendidikan.

Pada 1922, teknologi penyiaran radio telah menjadi sarana transmisi informasi yang layak. Pennsylvania State College mengambil keuntungan dari ini dengan menyiarkan kursus melalui radio. Segera setelah itu, pada tahun 1925, Universitas Negeri Iowa mulai menawarkan kredit kursus untuk lima program siaran radio.

Meskipun telepon adalah teknologi yang sudah lama berdiri, University of Wisconsin memulai program pendidikan di seluruh negara bagian untuk dokter menggunakan format berbasis telepon pada tahun 1965. Pada tahun 1968 seseorang dapat memperoleh ijazah sekolah menengah terakreditasi melalui pendidikan jarak jauh dari Sekolah Menengah Studi Independen Universitas Nebraska-Lincoln.

Kemajuan sistim pendidikan terus melesat, "perguruan tinggi virtual" pertama di dunia, Coastline Community College berdiri    pada awal 1976, yang menawarkan berbagai macam telecourses. Fakta bahwa Coastline Community College Offering menawarkan pengalaman pendidikan yang lengkap dari jarak jauh merupakan evolusi besar dalam bidang pendidikan jarak jauh.

Pada tahun 1981 Sekolah Studi Manajemen dan Strategi  Institut Ilmu Perilaku Barat memulai program online. Tidak semua pusat pembelajaran berbasis komputer memanfaatkan teknologi internet. Pada tahun 1982, Pusat Bantuan Belajar Komputer di New Hampshire berfungsi sebagai fasilitas pendidikan orang dewasa offline.
Pada tahun 1985, Nova Southeastern University menawarkan gelar sarjana terakreditasi melalui kursus online.

Puncaknya ialah saat memasuki abad ke-20, sudah sangat banyak lembaga pendidikan menggunakan berbagai teknologi online, banyak program percontohan yang dikembangkan, dan perusahaan independen juga bekerja untuk mengembangkan templat yang sudah jadi untuk pengiriman konten kursus online.

Kini, di era digital, belajar bukanlah sebuah aktifitas statis. Dinamika perkembangan konten digital menjadi pemicu yang luar biasa bagi para 'content creator' dalam bidang pendidikan. Berbagi aplikasi diluncurkan, berbagai platform disediakan, semuanya kini terakses dengan mudah seiring konsekwensi logis globalisasi dalam teknologi informasi.

Bagi saya, belajar dengan jarak jauh saat ini, ketika semua masyarakat dihadapkan kepada ancaman tertular virus corona, adalah sebuah pemikiran dan refleksi, bahwa sesungguhnya kebutuhan akan peningkatan perangkat teknologi untuk kemajuan dan peningkatan sumber daya manusia, 'human capital' atau 'human resource', harus benar-benar diperhatikan. 

Ya, kita semua sedang melakukan ikhtiar pencegahan dengan tidak melakukan aktifitas berkerumun, berkumpul, berkegiatan secara massal di sekolah, atau solusi 'remote working' bagi para Aparatur Sipil Negara. Tapi keadaan yang mendorong perubahan sistim  pembelajaran dan bekerja  dari rumah ini dilaksanakan dengan keadaan terpaksa. 

Berbagai kebijakan juga kemudian dibuat dengan kondisi darurat. Karena memang roda perekonomian, sosial kemasyakaratan, termasuk di antaranya pelayanan publik tidak bisa berhenti.  

Point pentingnya bukan sekedar, sekali lagi bukan sekedar menghindari kerumunan massal. Perpindahan pola tersebut jangan sekedar dilaksanakan karena histeria. Namun patut dijadikan bahan refleksi pemikiran yang serius untuk jangka panjang.

Betapa "heboh" sekolah dan para guru, juga orangtua melewati masa belajar di rumah ini, karena pada hakikatnya tradisi akademik kita cenderung memilih model pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang konvensional sebelumnya. 

Jadi, kini "pelajaran" dari keterpaksaan mengisolasi diri lalu berupaya tetap produktif harusnya membuahkan semangat perubahan paradigma berpikir, semangat meningkatkan produktifitas dalam setiap waktu, yang lebih fleksibel, dan lebih kreatif.

Pertanyaannya, jika belajar di rumah adalah sebuah keniscayaan, juga  "remote working" adalah hal yang perlu difasilitasi dan dibuat jalan pemikiran ke depannya, mengapa ini tidak kita jadikan momentum untuk mencoba membuat langkah baru, upaya kemajuan baru dalam cara kita memandang aktifitas pembelajaran. Cara kita mengefisienkan kerja dengan lebih kreatif, inovatif dan profesional?

Bagian terbaik dari pembelajaran jarak jauh adalah fleksibilitasnya yang membuatnya jauh lebih nyaman bagi siswa. Ini tidak seperti gaya pendidikan tradisional di mana ada waktu kelas yang tetap dan Anda harus hadir di kelas.  Fleksibilitas belajar, secara psikologis membantu siswa dan guru mampu meningkatkan fokus dan antusiasme.  

Namun penting untuk diperhatikan oleh para guru, bahwa belajar jarak jauh harus dibuat secara terencana dan sistematis, tetap memperhatikan unsur tantangan yang membuat pembelajaran menjadi berkembang dengan fasilitas teknologi internet dan komunikasi digital . 

Bukan belajar yang hanya mengalihkan metode transfer pengetahuan, dari transfer  bentuk instruksional oleh guru di kelas menjadi tutorial berbasis digital. Atau merubah aktifitas belajar di sekolah menjadi belajar di rumah dengan pola dan jadwal kegiatan selayaknya di sekolah.

Belajar di rumah perlu didefinisikan dengan definisi yang lebih moderat, ia bukanlah aktifitas  akademik seperti mendengarkan ceramah guru dan menulis latihan soal di kelas. 

Belajar di rumah menumbuhkan kesadaran tentang konektifitas yang lebih luas cakupannya,  belajar di rumah dengan perangkat komunikasi dan teknologi harus lebih memotivasi siswa belajar lebih dalam, memahami pengetahuan secara kontekstual, yang mengarahkan siswa mampu melihat permasalahan dengan berbagai perspektif, dan menemukan pemecahannya secara efektif dan rasional.

Sekali lagi, tentang  intruksi belajar di rumah oleh pemerintah daerah, oleh pejabat dinas pendidikan, oleh kepala sekolah, bukan mengalihkan tanggungjawab pendidikan ke rumah oleh orangtua. 

Karena pendidikan adalah tentang kesadaran kolektif. Intruksi belajar di rumah harus dipahami dan dilaksanakan secara terencana, terkondisikan, dan membangun kesukaan terhadap pengetahuan, kerja sama kolaboratif, rasa peduli dan tanggungjawab yang melahirkan kesadaran tentang berbagai permasalahan yang sedang terjadi.

[Maret-19-20]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun