Kemajuan sistim pendidikan terus melesat, "perguruan tinggi virtual" pertama di dunia, Coastline Community College berdiri   pada awal 1976, yang menawarkan berbagai macam telecourses. Fakta bahwa Coastline Community College Offering menawarkan pengalaman pendidikan yang lengkap dari jarak jauh merupakan evolusi besar dalam bidang pendidikan jarak jauh.
Pada tahun 1981 Sekolah Studi Manajemen dan Strategi  Institut Ilmu Perilaku Barat memulai program online. Tidak semua pusat pembelajaran berbasis komputer memanfaatkan teknologi internet. Pada tahun 1982, Pusat Bantuan Belajar Komputer di New Hampshire berfungsi sebagai fasilitas pendidikan orang dewasa offline.
Pada tahun 1985, Nova Southeastern University menawarkan gelar sarjana terakreditasi melalui kursus online.
Puncaknya ialah saat memasuki abad ke-20, sudah sangat banyak lembaga pendidikan menggunakan berbagai teknologi online, banyak program percontohan yang dikembangkan, dan perusahaan independen juga bekerja untuk mengembangkan templat yang sudah jadi untuk pengiriman konten kursus online.
Kini, di era digital, belajar bukanlah sebuah aktifitas statis. Dinamika perkembangan konten digital menjadi pemicu yang luar biasa bagi para 'content creator' dalam bidang pendidikan. Berbagi aplikasi diluncurkan, berbagai platform disediakan, semuanya kini terakses dengan mudah seiring konsekwensi logis globalisasi dalam teknologi informasi.
Bagi saya, belajar dengan jarak jauh saat ini, ketika semua masyarakat dihadapkan kepada ancaman tertular virus corona, adalah sebuah pemikiran dan refleksi, bahwa sesungguhnya kebutuhan akan peningkatan perangkat teknologi untuk kemajuan dan peningkatan sumber daya manusia, 'human capital' atau 'human resource', harus benar-benar diperhatikan.Â
Ya, kita semua sedang melakukan ikhtiar pencegahan dengan tidak melakukan aktifitas berkerumun, berkumpul, berkegiatan secara massal di sekolah, atau solusi 'remote working' bagi para Aparatur Sipil Negara. Tapi keadaan yang mendorong perubahan sistim  pembelajaran dan bekerja  dari rumah ini dilaksanakan dengan keadaan terpaksa.Â
Berbagai kebijakan juga kemudian dibuat dengan kondisi darurat. Karena memang roda perekonomian, sosial kemasyakaratan, termasuk di antaranya pelayanan publik tidak bisa berhenti. Â
Point pentingnya bukan sekedar, sekali lagi bukan sekedar menghindari kerumunan massal. Perpindahan pola tersebut jangan sekedar dilaksanakan karena histeria. Namun patut dijadikan bahan refleksi pemikiran yang serius untuk jangka panjang.
Betapa "heboh" sekolah dan para guru, juga orangtua melewati masa belajar di rumah ini, karena pada hakikatnya tradisi akademik kita cenderung memilih model pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang konvensional sebelumnya.Â
Jadi, kini "pelajaran" dari keterpaksaan mengisolasi diri lalu berupaya tetap produktif harusnya membuahkan semangat perubahan paradigma berpikir, semangat meningkatkan produktifitas dalam setiap waktu, yang lebih fleksibel, dan lebih kreatif.
Pertanyaannya, jika belajar di rumah adalah sebuah keniscayaan, juga  "remote working" adalah hal yang perlu difasilitasi dan dibuat jalan pemikiran ke depannya, mengapa ini tidak kita jadikan momentum untuk mencoba membuat langkah baru, upaya kemajuan baru dalam cara kita memandang aktifitas pembelajaran. Cara kita mengefisienkan kerja dengan lebih kreatif, inovatif dan profesional?