Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memunculkan Kreativitas Melalui Kecerdasan Emosional

25 Februari 2020   09:26 Diperbarui: 25 Februari 2020   14:42 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Anak yang egois biasanya kesadarn diri dan kemampuan mengendalikan emosinya  tidak baik. Karena ia tidak mampu mengenali situasi dimana permainan bersama membutuhkan rasa pengertian, rasa saling menghargai.

Sikap sadar diri kemudian mampu menghadirkan cara berpikir kreatif. Dalam belajar misalnya, kesadaran akan informasi dan bagaimana cara mengetahui sebuah informasi akan menuntun seorang anak berupaya menemukan jalannya belajar untuk mencapai pengetahuan informasi tersebut. Sebaliknya, sikap yang masa bodoh, rendahnya kesadaran diri, membentuk kebiasaan malas, enggan  berusaha untuk melakukan upaya mempelajari pengetahuan  tersebut.

2. Regulasi diri
Anak-anak  yang mampu mengatur diri sendiri secara efektif jarang melakukan tindakan seperti membully orang lain, anak yang mampu mengatur dirinya akan berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak, dan itu bagian dari kreatifitas berpikir, karena dalam proses berpikir itu, seorang anak akan menentukan pilihan atas apa yang akan ia lakukan. Karena membuat  keputusan yang terburu-buru atau emosional menandakan kemampuan memproses informasi dan hal-hal di luar dirinya lemah. Sehingga ia akan melakukan tindakan tanpa terkontrol atau tidak dipikirkan mana pilihan yang terbaik.

Di dalam dunia kerja, regulasi diri menjadi salah satu 'personal capital' yang dib utuhkan untuk kesuksesan kerja, baik di posisi leader, supervisor, atau operator. Regulasi diri melatih fleksibilitas dan komitmen. Regulasi diri menghadirkan integritas, akuntabilitas dan daya kerja yang maksimal.

3. Motivasi
Anak-anak yang memiliki motivasi secara konsisten berupaya mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Mereka secara sederhana memiliki semacam standar yang bagus untuk diri mereka sendiri. Untuk meraih hasil dengan kualitas terbaik berdasarkan standar yang mereka buat.

Motivasi muncul dalam setiap perencanaan, dimana saat mereka mengetahui apa yang seharusnya mereka kerjakan, mereka merencanakan tindakan, mengatur cara mencapai batas yang harus dilampaui, dan dari situasi itu melahirkan motivasi. Itulah yang memposisikan nilai kreatifitas dalam perilaku anak, ketika ia memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja atau belajar.

4. Empati
"The highest form of knowledge is empathy", kata Bill Bullard, Vice President dari lembaga  Strategic Communication Solution -- Michigan. Orang yang memiliki empati, sangat unggul dalam mengelola kemampuan dirinya. Karena dari dalam dirinya banyak hal-hal yang memiliki pengaruh dan inspirasi untuk mengelola dan mengembangkan orang-orang di sekitarnya.

Anak-anak perlu dilatih berempati. Kemampuan berempati membuat kesadaran jiwa yang tinggi. Sikap berempati dalam perkembangan diri anak adalah modal yang sangat berharga untuk menjadikannya pribadi yang peduli, bertanggungjawab,  dan karenanya ia efektif melatih kreatifitas.

Banyak cara yang membuat seseorang mampu melihat ke dalam diri. Tapi melalui empati, seseorang sekaligus belajar menghadirkan perasaan orang lain ke dalam situasi diri sendiri. Atau menghadirkan perasaan diri ke dalam situasi orang lain.

Bagi para pemimpin, memiliki empati sangat penting untuk mengelola tim atau organisasi yang sukses. Pemimpin dengan empati memiliki kemampuan untuk menempatkan diri dalam situasi orang lain. Mereka membantu mengembangkan orang-orang di tim mereka, menjauhi  perilaku tidak adil, memberikan umpan balik yang membangun, dan mendengarkan mereka yang membutuhkannya.

5. Keterampilan Sosial
Anak-anak  yang berhasil dalam elemen keterampilan sosial dari kecerdasan emosional adalah komunikator yang hebat. Mereka mampu terbuka untuk mendengar kabar buruk sebagai kabar baik, dan mereka pandai bersosialisasi dengan teman-temannya, bersemangat untuk melakukan kegiatan bersama, serta cukup matang dalam kerja kolaboratif. Dalam diri anak-anak yang memiliki keterampilan sosial ada benih-benih kepemimpinan yang handal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun