Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memunculkan Kreativitas Melalui Kecerdasan Emosional

25 Februari 2020   09:26 Diperbarui: 25 Februari 2020   14:42 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Sebuah artikel  dalam Jurnal 'Creative Behavior' menceritakan bagaimana  kekuatan kecerdasan emosional bisa menimbulkan kreativitas. Yale Center for Emotional Intelligence berkolaborasi dengan Faas Foundation dalam survei terhadap sampel yang mewakili hampir 15.000 orang di seluruh AS, menemukan bahwa pengawas yang cerdas secara emosional menciptakan iklim yang menguntungkan kreativitas dan inovasi pada mereka yang bekerja .  Apa itu kecerdasan emosional?

Menurut kamus, yaitu kapasitas untuk menyadari, mengendalikan, dan mengekspresikan emosi seseorang, dan untuk menangani hubungan interpersonal secara bijaksana dan empatik.

Menurut Daniel Goleman, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi Anda sendiri, dan orang-orang di sekitar Anda. Orang dengan kecerdasan emosi tingkat tinggi tahu apa yang mereka rasakan, apa arti emosi mereka, dan bagaimana emosi ini dapat memengaruhi orang lain.

Apa yang dilakukan pengawas yang cerdas secara emosional pada hasil survey Yale Center of Emotional Intelligencetersebut?   Pertama, mereka terampil membaca emosi karyawan, seperti menyadari ketika seseorang marah atau kecewa atau ketika mereka khawatir tentang perubahan di tempat kerja. Mereka tidak hanya bisa membaca emosi tetapi juga mengenalinya secara eksplisit.

Kedua, mereka membantu karyawan menyalurkan perasaan mereka untuk mencapai tujuan penting.  Mereka menginspirasi antusiasme dan mereka membuat model pengambilan keputusan yang memperhitungkan suara optimis dan pesimistis (dan keprihatinan serta harapan di belakang mereka).

Ketiga, pengawas yang cerdas secara emosi memahami bagaimana keputusan atau peristiwa yang berbeda memengaruhi pengalaman orang di tempat kerja. Dan akhirnya, mereka dapat berhasil mengelola emosi mereka sendiri, serta membantu karyawan ketika mereka kesal atau frustrasi.

Dalam dunia pendidikan, anak-anak yang memiliki kecerdasan emosional baik mampu mengatasi tantangan lebih baik. Sementara anak-anak yang kecerdasan emosionalnya buruk, lebih sering kesulitan dan tidak sanggup mengatasi tantangan, menghadapi permasalahan.

Menurut Daniel Goleman, yang berperan  mempopulerkan kecerdasan emosional ini, ada lima elemen kunci kecerdasan emosional:

1.Kesadaran diri.
2.Regulasi diri.
3.Motivasi.
4.Empati
5.Keterampilan sosial.

Bagi seorang murid, semakin tinggi kemampuan anak  mengelola setiap bidang tersebut, semakin tinggi kecerdasan emosionalnya.  

1. Kesadaran diri
Anak-anak yang memiliki kesadaran diri yang baik, mampu mengetahui perasaannya, juga perasaan orang lain. Misalnya dalam aktifitas bermain, mereka  lebih mudah menghargai teman bermainnya, seperti mau berbagi, mau mengikuti  giliran, bisa mendahulukan temannya yang ingin meminjam mainan. Karena anak-anak tersebut mampu mengatur emosinya untuk bisa menghadirkan suasana  bermain yang nyaman untuk dirinya dan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun