Pertama, kata temporalisme yang berarti ada gerak dan kemajuan nyata dalam waktu. Kedua, kata futurisme, mendorong kita untuk melihat hari esok dan tidak pada hari kemarin. Ketiga, milionarisme, berarti bahwa dunia dapat dibuat lebih baik dengan tenaga kita. Pandangan ini juga dianut oleh William James.
Konsep Pendidikan John Dewey
Konsep pendidikan Dewey memberi prioritas pada kegiatan yang bermakna dalam pembelajaran dan partisipasi dalam demokrasi kelas. Tidak seperti model pengajaran sebelumnya, yang mengandalkan otoriterianisme dan hafalan, pendidikan progresif menegaskan bahwa siswa harus diinvestasikan dalam apa yang mereka pelajari.Â
Dewey berpendapat bahwa kurikulum harus relevan dengan kehidupan siswa. Dia melihat belajar dengan melakukan dan mengembangkan keterampilan hidup praktis sebagai hal penting untuk pendidikan anak-anak. Beberapa kritikus berasumsi bahwa, di bawah sistem Dewey, siswa akan gagal memperoleh keterampilan dan pengetahuan akademik dasar. Yang lain percaya bahwa tata ruang kelas dan otoritas guru akan hilang.
Bagi Dewey, keharusan etis sentral dalam pendidikan adalah demokrasi. Setiap sekolah, seperti yang ditulisnya di The School and Society, harus menjadi "kehidupan komunitas embrio, aktif dengan jenis pekerjaan yang mencerminkan kehidupan masyarakat yang lebih luas dan meresap ke seluruh dengan semangat seni, sejarah dan sains.Â
Ketika sekolah memperkenalkan dan melatih setiap anak masyarakat untuk menjadi anggota dalam komunitas kecil seperti itu, menjenuhkannya dengan semangat pelayanan, dan memberinya instrumen pengarahan diri sendiri yang efektif, kita akan memiliki jaminan terdalam dan terbaik dari masyarakat yang lebih besar yang layak, menyenangkan dan harmonis. "
Dalam bukunya Democracy and Education (1916), Dewey menawarkan suatu konsep pendidikan yang adaptif dan progresif bagi perkembangan masa depan.
"Dewey elaborated upon his theory that school reflect the community and be patterned after it so that when children graduate from school they will be properly adjusted to asumse their place in society."
Kutipan di atas dapat dipahami secara bebas bahwa pendidikan harus mampu membekali anak didik sesuai sengan kebutuhan yang ada pada lingkunga sosialnya. Sehingga, apabila anak didik tersebut telah lulus dari lembaga sekolah, ia bisa beradaptasi dengan masyarakatnya.
Untuk merealisasikan konsep tersebut, Dewey menawarkan dua metode pendekatan dalam pengajaran. Pertama, problem solving method. Dengan metode ini anak dihadapkan pada berbagai situasi dan masalah-masalah yang menantang, dan anak didik diberi kebebasan sepenuhnya untuk memecahkan masalah-masalah tersebut sesuai dengan perkembangan kemampuannya.Â
Dalam proses belajar mengajar model ini guru bukannya satu-satunya sumber, bahkan kedudukan seorang guru hanya membantu siswa dalam memecahkan kesulitan yang dihadapinya. Dengan metode semacam ini, dengan sendirinya pola lama yang hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya pusat informasi (metode pedagogy) diambil alih kedudukannya oleh metode andragogy yang lebih menghargai perbedaan individu anak didik.