Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

14.05

14 Januari 2019   17:22 Diperbarui: 14 Januari 2019   17:25 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku semakin merinding, dudukku kugeser ke kiri dan ke kanan.

"kamu kenapa Mas? Wasir?" 

"ng..ngga..kesemutan aja" jawabku menutupi perasaan hati yang tak karuan.

Meja paling kanan, menghadap perempatan jalan. 

Pada waktu itu, saat pak Arif menceritakan kepadaku dua tahun lalu, bahwa calon istrinya, Elga akan dinikahinya, namun tiba-tiba, minta putus, dan saat itu, tepat pukul 14.05, ada pesan masuk, Elga memaksa bertemu aku untuk menjalani lakon yang aku tidak bisa kulakukan. Namun ancamannya menarikku lebih kuat atas nama balas jasa.

Aku semakin berkeringat, dan tidak konsentrasi mendengarkan curhatan Toni. 

Aku masukkan ponselku ke dalam ransel, untuk fokus menjadi pendengar yang baik terhadap kawanku itu.

Selesai kami bertemu aku pamit, dan tentunya dengan solusi yang kuanggap paling bijak membantunya keluar dari permasalahan itu.

Namun sebelum meninggalkan cafe tersebut, aku langsung menuju toilet, kubuka ponsel ku.....

Ada 20 panggilan tak terjawab, dan kulihat di pesan masuk, pkl.14.05 Aini minta aku temuinya di restoran tepat di samping cafe itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun