Digitalisasi logistik terus dikembangkan sepanjang waktu untuk menghadapi tantangan globalisasi yang muncul. Digitalisasi logistik sangat diperlukan saat ini guna mengantisipasi pengaruh globalisasi, ancaman dunia maya, permintaan pelanggan yang semakin tinggi, dan lain sebagainya.
Era revolusi industri 4.0 banyak perusahaan dunia mulai menerapkan digitalisasi dalam aktifitas logistik mereka. Konsep digitalisasi memungkinkan transparansi sepanjang waktu pemasok kepelanggan atau dengan kata lain harus adanya transparansi disepanjang rantai pasokan.Â
Sektor logistik juga harus mempunyai visi yang lebih besar untuk mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0. Era industri 4.0 perusahaan logistik harus melakukan transformasi digital , perusahaan dapat memanfaatkan sistem berbasis industri 4.0 untuk dalam mendapatkan informasi akurat pergerakan barang.Â
Namun untuk membangun digitalisasi logistik bukanlah hal yang mudah, butuh kesadaran dan kemauan dari pihak-pihak yang berkecimpung dirantai pasokan dan harus bekerja sama agar digitalisasi terwujud.
Di Indonesia pemerintah menyatakan bahwa membangun digitalisasi untuk bisnis proses logistik lebih rumit, dimulai dari inland atau tranportasi darat, permasalahannya sangat rumit.
Terkait dokumen saja kita tidak ada standardisasinya dan bagaimana dengan digitalisasinya. Belum lagi tracking atau pelacakannya.
Digitalisasi logistik dibutuhkan prakondisi berupa persiapan standardisasi proses logisitik dan edukasi perubahan pola pikir. Sistem e-logistics atau digitalisasi logistik sangat dibutuhkan guna meningkatkan kinerja terutama bagi pengguna jasa logistik, e-logistics diharapkan dapat mempercepat proses informasi pergerakan material atau produk, aliran informasi cash flow, dan aliran informasi dokumen logistik.
Digitalisasi logistik selalu diawali transformasi digital yaitu adanya perubahan proses bisnis yang memajukan nilai faser, better, dan cheaper. Optimalisasi ketiga nilai digitalisasi memerlukan keterlibatan banyak pihak dan pemangku kepentingan. Keterlibatan pemangku kepentingan tersebut tidak sebatas pada keterikatan terhadap suatu plaform tertentu saja, melainkan diperlukan adanya integrasi dalam suatu ekosistem yang memberikan nilai tambah kepada seluruh pemangku kepentingan.
Dalam era revolusi industri 4.0 teknologi informasi telah mengambil peran yang sangat penting dalam mengubah lanskap industri dan perkembangan bisnis. Terutama, dalam hal cara pelaku bisnis menawarkan produk dan jasanya, industri logistik diperkirakan akan terus mengalami perkembangan dari masa kemasa.
Industri 4.0 merupakan era yang memberdayakan peran digitalisasi manufaktur dan jaringan suplai yang melibatkan integrasi informasi digital dari berbagai sumber dan lokasi untuk menggerakkan manufaktur dan distribusi secara fisik.
Digitalisasi proses logistik di era industri 4.0 yang dicirikan dengan 5 teknologi utama revolusi industri 4.0 yaitu, Artificial Intellence (AI), Internet of Think (IoT), Wearable Technology (WT), Advanced Robotic (AR), dan 3D Printing (3DP) memberikan banyak
manfaat dalam bidang logistik terutama dalam proses logistik mulai dari raw material hingga penyampaian kepada konsumen.
Beberapa contoh manfaat dari digitalisasi proses logistik tersebut antara lain AI yang mewujudkan terciptanya kendaraan tak berawak atau nesin produksi bekerja secara otomatis sehingga memudahkan pekerjaan manusia. Pemrosesan data yang besar dan kompleks dapat dimudahkan dengan penggunaan teknologi IoT dan big data analysis. Teknologi IoT juga memungkinkan manusia mudah berinteraksi dengan semua peralatan yang terhubung dengan jaringan internet.Â
Sementara AR atau robot dengan logika yang telah dikembangkan dan digunakan dibidang pengendalian proses produksi yang memungkinkan untuk diekspresikan dalam bentuk linguistik sederhana dengan aturan IF (A) then (B) dengan fungsi yang
ditetapkan. Kemudian 3DP banyak memberikan manfaat baik itu bagi individu maupun organisasi perusahaan untuk memproduksi barang yang mereka inginkan dan menyampaikannya kepada konsumen.
Perkembangan perdagangan melalui e-commerce memberi dampak yang signifikan terhadap logistik. Beberapa dampak tren e-commerce terhadap bisnis jasa logistik meliputi antara lain, meningkatnya pengiriman pada hari yang sama, adopsi teknologi dan otomasi digital seperti penggunaan teknologi Artificial Intellegent (AI) pekerjaan layanan logistik, seperti penggunaan chatbots dalam layanan pelanggan, optimalisasi rute pengiriman, dan penggunaan teknologi geo-fencing dalam pengiriman, dan penggunaan angkutan tanpa pengemudi.
Digitalisasi supply chain memungkin perusahaan untuk memenuhi keinginan pelanggan, mengatasi tantangan disisi pasokan, dan meningkatkan efisiensi supply chain. Digitalisasi membawa supply chain 4.0 menjadi lebih cepat. Lebih fleksibel, pengiriman yang lebih kecil, lebih akurat, dan lebih efisien.
Digitalisasi akan terus mempengaruhi dunia bisnis, konten, dan arahannya menuntut perhatian yang serius jika tidak ingin ketinggalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H