Masalahnya, selama hampir satu tahun kasus ini menjadi "bulan-bulanan" di ruang publik, telah menjadikan beberapa nama dicaci, dihina, difitnah, dituduh tanpa bukti apapun. Sementara, penetapan TERSANGKA justru diiringi dengan puja-puji dan menjadikannya sebagai Kesatria?
* * *
Ini cerita lain lagi. Ketika menjelang akhir pemerintahan Gus Dur, dua nama Mallarangeng muncul membawa "angin segar" dalam peta komentator politik Indonesia: Andi Rizal Mallarangeng dan Andi Alifian Mallarangeng.
Kakak-beradik ini menjadi pesohor baru sebagai analis dan komentator politik. Statemen-statemennya cadas dan cerdas. Meski, kecenderungan dukungan politiknya berbeda. Rizal Mallarangeng, pada akhirnya diketahui lebih dekat ke Megawati Soekarnoputri melalui Taufik Kiemas, dan sekarang telah berpindah lagi menjadi Wasekjen Partai Golkar.
Sementara, Andi Alifian Mallarangeng yang menjadi anggota KPU, akhirnya membangun PDK bersama Ryaas Rasyid. Meski kemudian, pada Pemilu 2004, Andi Mallarangeng bergabung ke dalam Tim Sukses pasangan SBY-JK, dan kemudian selama lima tahun menjadi juru bicara SBY dan bergabung ke Partai Demokrat.
Tahun 2009, muncul lagi satu Mallarangeng ke ruang publik yang dikenal sebagai konsultan politik SBY melalui perusahaan konsultan politik FOX Indonesia. Dia adalah Andi Zulkarnain Mallarangeng.
Sukses besar kemenangan SBY-Boediono dalam Pilpres 2009, membuat tiga Mallarangeng menjadi sangat akrab dengan dunia politik. Terutama yang terkait dengan strategi marketing dan komunikasi politik moderen.
Tiga bersaudara Mallarangeng ini, mau tidak mau, diakui sebagai salah satu pelopor politik modern Indonesia. Ketiganya mengenalkan apa yang kemudian kita kenal sebagai Politik Pencitraan. Terutama, melalui media mainstream atau media alternatif.
Pada tahun 2010, kira-kira sepanjang bulan Februari hingga Mei, Andi Alifian Mallarangeng maju sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat dalam kongres kedua Partai Demokrat di Bandung.
Catatan sejarah menunjukkan (kalau tidak percaya, silakan googling saja) bahwa Andi Alifian Mallarangeng adalah calon yang paling banyak "belanja iklan." Melalui telivisi, dibuat advetorial Andi Alifian Mallarangeng for PD-1. Juga melalui koran, online, plus banyak baliho, spanduk, ex-banner di jalan-jalan Jakarta.
Tidak main-main, putra bungsu Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono, memperkuat Tim Sukses Andi Alifian Mallarangeng. Selain ikut berkampanye, juga menjadi bintang iklan dalam media advetorial Andi Alifian Mallarangeng.