Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kilas-Balik Kiprah Indonesia di Piala Asia U17

29 Oktober 2024   11:07 Diperbarui: 30 Oktober 2024   11:27 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Nova Arianto kala memimpin latihan tim Indonesia U17 yang tengah mengarungi Kualifikasi Piala Asia U17 2025. (IG/@novarianto30)

Indonesia kembali lolos ke Piala Asia U16 1988 dengan status runner-up Grup 4. Kala itu Garuda Yunior hanya kalah serta hanya kebobolan dari Korea Utara yang keluar sebagai pemuncak klasemen.

Namun lagi-lagi Indonesia tak mampu berbicara banyak di putaran final. Untuk kali kedua berturut-turut berakhir sebagai juru kunci Grup A, sehingga langsung tersingkir dari turnamen.

Meski demikian, setidaknya terdapat peningkatan berupa raihan 1 poin. Satu-satunya angka tersebut diperoleh dari hasil imbang 2-2 melawan Bahrain.

Selain itu, para pemain Indonesia mencatatkan total 3 gol. Sedikit lebih baik dari catatan edisi sebelumnya yang hanya 2. Sayangnya, ini disertai jumlah kebobolan yang melonjak nyaris dua kali lipat: 15.

Diuntungkan Arab Saudi

Indonesia baru tampil menggebrak pada partisipasi ketiga. Setelah lolos sebagai juara Grup 7 di babak kualifikasi, Garuda Junior tergabung di Grup B bersama trio raksasa Asia: Korea Selatan, Arab Saudi dan Qatar.

Tak disangka-sangka, Arab Saudi menyatakan mundur setelah pengundian fase grup dilakukan. Alhasil, Grup B tinggal menyisakan tiga tim. Kondisi yang pada gilirannya menguntungkan Indonesia.

Menghadapi Korea Selatan di partai pembuka, 20 Oktober 1990, Indonesia berhasil memaksakan hasil imbang 1-1. Lalu ketika bersua Qatar empat hari berselang, lagi-lagi Garuda Junior memetik skor seri. Kali ini tanpa gol.

Berbekal 2 poin dan hanya 1 gol itulah Indonesia melaju ke semifinal sebagai runner-up Grup B. Sedangkan lawannya adalah Uni Emirat Arab yang merupakan juara Grup A, dengan status tak pernah kalah dan produktivitas gol meyakinkan: 8-1.

Maka, bisa dimaklumi jika Indonesia kalah 0-2 dari UEA di semifinal. Hasil negatif kembali didapat pada perebutan tempat ketiga melawan Tiongkok yang berakhir dengan skor jauh lebih telak: 0-5.

Itulah yang kemudian diingat sebagai pencapaian terbaik Indonesia sepanjang sejarah partisipasi di Piala Asia U17/U16. Catatan yang sebetulnya dapat disamai pada 2018, tetapi dianggap berbeda karena format kompetisi yang telah berubah.

Setelah gebrakan di Piala Asia U16 1990, nama Indonesia lama tak muncul dalam daftar partisipan putaran final. Selama 8 edisi berturut-turut, Garuda Yunior selalu gagal lolos dari kualifikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun