Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tijjani-Eliano Reijnders dan Deretan Saudara Beda Negara

26 September 2024   00:30 Diperbarui: 26 September 2024   00:42 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eliano (kiri) dan Tijjani, duo Reijnders yang membela dua negara berbeda di level internasional. (Instagram/eliano.r)

Publik sepak bola Tanah Air menyambut gembira proses naturalisasi Eliano Reijnders. Selain menambah kedalaman skuat timnas Indonesia, pilihan pemain keturunan Maluku ini membuat daftar pesepak bola bersaudara yang membela negara berbeda semakin panjang.

Sebagaimana kita ketahui bersama, proses naturalisasi Eliano tinggal menunggu finalisasi berupa pengambilan sumpah. DPR RI telah menyetujui peralihan kewarga-negaraan pemain kelahiran Tampere, Finlandia, tersebut dalam rapat paripurna di gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, 19 September lalu.

Restu dari DPR RI turun bukan semata-mata karena potensi kontribusi yang dapat diberikan Eliano pada timnas. Namun juga disebabkan faktor kedekatan si pemain dengan Indonesia dari garis ibunya.

Ibu Eliano yang bernama Angelina Lekatompessy berdarah Ambon. Tepatnya berasal-usul dari Negeri Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, yang merupakan tanah kelahiran kakek-nenek Eliano.

Eliano sendiri memutuskan membela Indonesia karena secara emosional merasa lebih dekat dengan akar keturunannya di Ambon. Alasan sama seperti yang pernah diucapkan pemain naturalisasi keturunan Maluku lain, yakni Shayne Pattynama dan Ragnar Oratmangoen.

Tentu dapat dimaklumi jika keputusan tersebut juga dibarengi pemikiran logis mengenai peluang Eliano memperkuat timnas Belanda. Karena sejauh ini tak ada tanda-tanda Ronald Koeman bakal menjajalnya. Ia bahkan belum pernah sekalipun mendapat panggilan membela De Oranje di level junior.

Ingin Lawan Kakak

Keputusan membela Indonesia menempatkan Eliano dalam daftar pesepak bola bersaudara yang berbeda negara. Pasalnya, kakak kandung yang berselisih tiga tahun dengannya, Tijjani Reijnders, telah terlebih dahulu memperkuat timnas Belanda sejak Juni 2023.

PSSI bukannya tidak berupaya mengajak Tijjani bergabung dengan Indonesia. Malah Shin Tae-yong sudah sempat menjalin komunikasi dengan bek AC Milan tersebut pada Februari 2022.

Namun pendekatan STY mendapat penolakan tegas dari Tijjani. Sikap yang terbukti tepat karena setahun berselang ia mendapat panggilan pertama dari timnas Belanda.

Meski mulanya hanya menjadi penghangat bangku cadangan, perlahan-lahan Tijjani mendapat kepercayaan dari Koeman. Ia baru saja dipercaya sebagai starter dalam lanjutan UEFA Nations League melawan Bosnia-Herzegovina dan Jerman, dua pekan lalu. Malah selalu mencetak gol pula dalam dua pertandingan tersebut.

Ketika ditanyakan mengenai peluang bertanding melawan Belanda yang dibela kakaknya, Eliano menjawab tak sabar menantikan hal itu menjadi kenyataan. Sama tak sabarnya ia ingin segera mengenakan seragam berlogo garuda di dada.

Kemungkinan tersebut sangat terbuka lebar, mengingat PSSI telah menjalin kerjasama dengan federasi sepak bola Belanda (KNVB). Ketua Umum PSSI bahkan telah mewacanakan rencana menggelar friendly match Indonesia vs Belanda kepada media, awal Agustus lalu.

Fenomena Sepak Bola Modern

Dua bersaudara kandung membela negara berbeda telah menjadi fenomena lumrah di era sepak bola modern. Jauh sebelum Reijnders Bersaudara, telah ada kakak-adik Goodall Bersaudara yang memilih bendera berbeda pada akhir abad ke-19. Perbedaan ini didasari oleh negara kelahiran masing-masing pemain.

John Goodall lahir di London dan membela Inggris sebanyak 14 kali, menyumbang 12 gol. Sedangkan Archie Goodall lahir Belfast, membuatnya memilih Irlandia Utara dengan catatan 10 caps dan 2 gol.

Masuk ke abad ke-21, ada Vieri Bersaudara yang juga membela dua negara berbeda berdasarkan tempat kelahiran. Christian Vieri lahir di Bologna, Italia, lalu setelah keluarga ini pindah ke Australia lahirlah Max.

Christian Vieri kemudian dikenal sebagai striker tertajam Italia di Piala Dunia, dengan sumbangan 9 gol dari 9 penampilan pada edisi 1998 dan 2002. Sementara Max kurang mendapat tempat di timnas Australia dan hanya membukukan enam caps.

Pilihan lebih menarik dilakukan oleh Thiago Alcantara. Putera legenda Brazil pemenang Piala Dunia 1994, Iomar do Nascimento alias Mazinho, ini lebih memilih negara tempatnya dibesarkan, yakni Spanyol, ketimbang Italia sebagai negara kelahiran maupun Brazil yang adalah negara asal kedua orang tuanya.

Berbeda dengan kakaknya, Rafael Alcantara alias Rafinha lebih memilih membela negara kelahiran sekaligus asal-usulnya: Brazil. Dengan motif ingin mendapat kesempatan tampil lebih besar, ia mengabaikan Spanyol yang merupakan tempatnya tumbuh besar sejak sangat belia.

Lalu ada Pogba Bersaudara yang malah berjumlah tiga. Paul yang paling terkenal membela Prancis, negara kelahirannya. Sementara dua kakak kembarnya, Florentin dan Mathias, lebih memilih Guinea karena lahir di sana sebelum dibawa orang tua mereka beremigrasi ke Eropa.

Membela Negara Leluhur

Kemudian tren pemain membela negara asal-usul alih-alih negara kelahiran pun dimulai. Menghasilkan tiga orang Zouma Bersaudara yang  memilih memperkuat dua negara berbeda.

Lionel, Kurt dan Yoan Zouma sama-sama lahir di Lyon, Prancis, dari orang tua imigran asal Afrika Tengah. Si tengah Kurt yang paling bersinar merupakan penggawa Les Bleus, sedangkan saudaranya memilih panji-panji negara asal orang tua. 

Yang terbaru ada Williams Bersaudara, di mana baik Inaki dan Nico sama-sama lahir dan besar di Bilbao di Basque Country, Spanyol. Namun Inaki yang hanya sekali dipanggil timnas negara kelahiran kemudian berbelok ke negara asal-usul orang tua, Ghana.

Pada akhirnya, pilihan berbeda seperti ini mempertemukan kedua saudara lain negara dalam satu pertandingan. Jika Eliano masih dalam fase mengidam-idamkan, telah ada empat orang yang melakoni laga unik begitu.

Satu yang paling fenomenal karena dua-duanya terkenal barangkali pertemuan Boateng Bersaudara di Piala Dunia. Tak cuma sekali, bahkan sampai dua kali: edisi 2010 dan 2014.

Pertemuan pertama pada fase grup Piala Dunia 2010 dimenangkan oleh Jerman yang diperkuat Jerome Boateng. Lalu pada pertemuan kedua di fase grup Piala Dunia 2014, Ghana-nya Kevin-Prince Boateng berhasil memaksakan skor imbang 2-2.

Baik Kevin-Prince maupun adiknya Jerome sama-sama kelahiran Berlin. Juga sama-sama sempat membela tim junior Jerman. Namun soal urusan timnas, nama pertama lebih memilih negara asal ayahnya.

Dua tahun berselang, ada duel Xhaka Bersaudara di Euro 2016. Pertemuan ini disebabkan oleh hasil undian fase grup yang menyatukan Swiss-nya Granit Xhaka dan Albania-nya Taulant Xhaka di Grup A.

Sama halnya duo Boateng, baik Taulant maupun adiknya Granit sesama kelahiran Basel, Swiss. Keduanya adalah anak-anak pasangan imigran beretnis Kosovo asal Albania.

Taulant dan Granit juga sempat membela Swiss di level junior. Namun kemudian si kakak berpindah ke negara asal-usul orang tua ketika memasuki jenjang senior, sedangkan Granit tetap bersama Swiss.

Jejak Kevin-Prince Boateng dan Taulant Xhaka inilah yang diikuti oleh Eliano. Tinggal pertemuan Reijnders Bersaudara dalam duel Indonesia vs Belanda yang belum terjadi.

Akankah pertandingan langka tersebut benar-benar terwujud?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun