Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

"Memilih Caleg Itu Ibarat Mendorong Sepeda Motor Mogok"

12 Februari 2024   00:17 Diperbarui: 12 Februari 2024   10:04 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepengamatan saya pribadi memang itulah yang terjadi. Sejak dimulainya masa kampanye yang baru saja berakhir, saya tidak pernah sekalipun melihat atau mendengar ada caleg datang menyapa warga di sekitar tempat tinggal saya.

Kalau yang tak pernah nongol itu caleg DPR RI atau DPRD Provinsi, saya masih bisa memaklumi. Mereka tentu tidak mungkin mendatangi setiap jengkal dapil yang terdiri dari 3-4 kabupaten.

Apalagi calon anggota DPD RI yang dapilnya satu provinsi. Mereka-mereka ini mungkin hanya mengadakan kampanye akbar di tempat-tempat tertentu yang dipandang potensial mendulang banyak suara, sisanya diserahkan pada tim sukses.

Namun kalau yang tidak pernah kelihatan batang hidungnya itu caleg DPRD Kabupaten, menurut saya sih agak keterlaluan. Kenapa? Karena dapilnya tak seluas caleg DPRD Provinsi, DPR RI maupun DPD RI.

Desa saya, misalnya, terletak di Kecamatan Taman yang merupakan Dapil 2 untuk pemilihan DPRD Kabupaten Pemalang. Luas wilayahnya 6.741,44 hektar dan terdiri atas 21 desa.

Masa kampanye sendiri dimulai sejak 28 November 2023 dan berakhir pada 10 Februari lalu. Totalnya sebanyak 75 hari alias kisaran 2,5 bulan.

Masa iya selama 75 hari itu caleg tidak sempat mendatangi 21 desa dalam dapilnya walau cuma sekali? Lebih-lebih ke desa tempat saya tinggal yang merupakan pusat pemerintahan kecamatan.

Pakai hitungan kasar saja, setiap caleg DPRD Kabupaten Pemalang Dapil 2 mustinya bisa mendatangi setiap desa di Kecamatan Taman sebanyak masing-masing 3,5 kali. Pada kenyataannya?

Sejauh ini saya hanya melihat banner si caleg di mana-mana, kebanyakan ditempel di pohon-pohon atau tiang listrik dan telepon. Sebuah cara yang tak cuma jauh dari kata efektif untuk memperkenalkan diri pada warga, juga melanggar aturan.

Sepeda Motor Mogok

Memang ada yang melangkah sedikit lebih jauh. Misalnya dengan bagi-bagi tiket gratis nonton sepakbola Liga 3 atau Liga 2. Ada pula yang membagikan minyak goreng atau sabun cair.

Namun hanya sebatas itu. Calon pemilih yang mendapatkan tiket gratis, minyak goreng maupun sabun cair tadi tak pernah sekalipun bertemu muka dengan caleg yang menginginkan suara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun