Ketika gol ini disahkan wasit, komentator siaran langsung di kanal YouTube AFC Asian Cup berkata, "Gol yang tidak hanya disambut gembira fans Kirgistan, tetapi juga fans Indonesia". Pernyataan yang 100% benar.
Para pemain Oman tentu juga tahu fakta ini. Karena itulah mereka terpecut dan langsung meningkatkan serangan. Mereka harus menang jika ingin bertahan di Qatar lebih lama, tak peduli berapapun skornya.
Sayang, atau beruntung bagi Indonesia, tak ada gol tambahan yang tercipta hingga wasit Ahmad Al-Ali asal Kuwait mengakhiri pertandingan. Skor 1-1 membuat kedua tim yang bertanding sama-sama tersingkir.
Oman menduduki peringkat ketiga Grup F dengan poin 2. Tidak cukup untuk bersaing di papan klasemen peringkat ketiga terbaik.
Alhasil, Indonesia yang mengoleksi poin 3 tidak tergeser dari posisinya. Asnawi Mangkualam, dkk. menjadi tim terakhir yang lolos ke fase gugur.
Joel Kojo Sang Pahlawan
Dari unggahan media sosial, terlihat tim Indonesia menyambut hasil pertandingan Kirgistan vs Oman dengan selebrasi meriah. Para pemain dan ofisial ramai-ramai membangunkan pelatih Shin Tae-yong dan memeluknya satu-satu untuk memberikan ucapan selamat.
Sementara di media sosial, netizen Indonesia ramai-ramai berterima kasih pada Joel Kojo. Bahkan media sosial si pemain sampai dilacak agar bisa memberikan dukungan dengan cara menjadi follower.
Fakta menariknya, Kojo adalah pemain hasil naturalisasi. Ia berhak menjadi warga negara Kirgistan setelah merumput di Kyrgyz Premier League selama lebih dari lima tahun.
Aslinya, Kojo berasal dari Ghana. Penyerang dengan tinggi badan 174 sentimeter ini lahir di Accra, 21 Agustus 1988.
Pada tahun 2017, Kojo merantau ke Kirgistan untuk bergabung dengan FC Alay Osh. Ia langsung ikut mempersembahkan gelar juara liga pada musim perdananya.
Dalam empat musim, Kojo membawa Alay Osh bersaing di papan atas Kyrgyz Premier League. Namun setelah gelar juara pada 2017, dua musim berikutnya hanya bisa finish sebagai peringkat kedua klasemen akhir.