Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kalahkan Vietnam, Indonesia Jaga Tradisi di Piala Asia

20 Januari 2024   00:38 Diperbarui: 20 Januari 2024   07:16 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi penyerang Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam usai mencetak gol melalui penalti dalam laga Grup D Piala Asia 2023 antara timnas Indonesia vs Vietnam di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, 19 Januari 202. FOTO: AFP/KARIM JAAFAR via KOMPAS.com

SEMPAT berada dalam bayang-bayang keraguan usai kalah dari Irak, timnas Indonesia memberikan kemenangan penting pada laga kedua Grup D Piala Asia 2023. Tampil di Stadion Abdullah bin Khalifa, Jumat (19/1/2024) malam WIB, Tim Garuda menekuk Vietnam dengan skor tipis 1-0.

Gol semata wayang Indonesia dipersembahkan oleh Asnawi Mangkualam dari titik putih. Wasit memberi hadiah penalti usai bek Vietnam menarik-narik kaos Rafael Struick di dalam kotak 16 besar.

Shin Tae-yong melakukan banyak perubahan dalam laga ini. Ia menurunkan starting line-up berbeda dari sebelumnya dalam formasi 4-4-2.

Otak-atik pemain paling kentara di lini belakang. Di mana Rizky Ridho dan Elkan Baggott disimpan oleh Coach STY.

Sebagai gantinya, Sandy Walsh dipasang sebagai bek tengah menemani Jordi Amat. Pos fullback kanan diisi Asnawi, sedangkan Pratama Arhan di sisi kiri.

Di tengah, duo Ivar Jenner dan Justin Hubner menjadi double pivot. Adapun Yakob Sayuri dan Marselino Ferdinan dipasang lebih melebar di samping.

Paling menarik di lini depan. Kali ini Rafael Struick ditandemkan dengan Egy Maulana Vikri. Tak lagi sendirian seperti ketika melawan Irak.

Main Ngotot Sejak Awal

Harus menang demi menjaga peluang lolos ke fase gugur, para pemain Indonesia langsung tampil menekan sejak menit awal. Tensi pertandingan sudah tinggi sejak kick-off dilakukan.

Bahkan Indonesia mendapat peluang emas pada detik ke-29. Di mana Marselino mengirim umpan terobosan pada Struick, tetapi sayang tendangan kerasnya masih bisa diamankan kiper Nguyen Filip.

Bola lebih banyak berada dibawa oleh para pemain Indonesia. Sayangnya, Asnawi, dkk. tak kunjung mampu menembus tembok tebal di lini belakang Vietnam.

Vietnam sendiri baru bisa balik menguasai bola ketika pertandingan berjalan di atas 15 menit. Namun mereka juga gagal menciptakan peluang karena barisan belakang Indonesia tampil sangat solid.

Saling tukar serangan terus terjadi, tetapi selalu terhenti di sepertiga akhir lapangan. Kedua tim masih sama-sama disiplin menjaga pertahanan masing-masing.

Memasuki menit 40-an, Struick mendapat umpan manis di dalam kotak penalti Vietnam. Penyerang ADO Den Haag tersebut melakukan tusukan dengan dikawal ketat bek lawan, Nguyen Thanh Binh.

Dalam duel itulah Thanh Binh menarik kaos Struick, sehingga pemain berusia 20 tahun tersebut terjatuh. Tanpa ragu wasit menunjuk titik putih.

Para pemain Vietnam sontak mengelilingi wasit Sadullo Gulmurodi untuk mengajukan protes. Sebuah upaya sia-sia, sebab pengecekan oleh Video Assistant Referee (VAR) memperkuat keputusan sang pengadil.

Mulanya tampak Struick sendiri yang memegang bola hendak melakukan eksekusi penalti. Namun kemudian yang maju adalah Asnawi.

Tembakan Asnawi, seperti kata komentator siaran langsung di kanal YouTube resmi AFC, tidak terlalu istimewa. Cuma siapa peduli sepanjang kiper lawan terkecoh dan bergerak ke arah berbeda.

Bertahan Total

Gol Asnawi membawa Indonesia unggul 1-0 saat jeda. Memasuki babak kedua, Philippe Troussier di kubu Vietnam langsung melakukan pergantian pemain.

Pham Tuan Tai dan Nguyen Thai Son ditarik keluar, digantikan oleh Le Pham Than Long dan Khuat Van Khang. Apes bagi Troussier, nama pertama malah mendapat dua kartu kuning di ujung pertandingan.

Vietnam balik menekan di babak kedua. Mereka menguasai sebagian besar penguasaan bola, tetapi selalu gagal mencapai target.

Taktik gerendel yang diterapkan Shin Tae-yong sukses mengunci pergerakan barisan depan Vietnam. Ditambah kegemilangan Ernando Ari Sutaryadi dalam menjaga gawang.

Indonesia hanya sesekali melakukan serangan balik. Salah satunya ketika Marselino diganjal oleh Le Pham Thanh Long di sisi kanan kotak penalti pada menit pertama added time.

Wasit memberikan kartu kuning untuk pelanggaran tersebut. Alhasil, Le Pham Thanh Long harus keluar lapangan karena delapan menit sebelumnya ia sudah mendapat kartu kuning akibat menonjok Witan Sulaeman.

Unggul jumlah pemain, Indonesia semakin nyaman mempertahankan keunggulan. Beberapa kali peluang-peluang bagus didapat, sekalipun tak berbuah gol kedua.

Skor 0-1 untuk keunggulan Indonesia bertahan hingga wasit mengakhiri pertandingan. Segenap suporter dan pemain Indonesia sontak bersorak merayakan kemenangan bersejarah ini.

Jaga Tradisi

Kemenangan ini berarti sangat besar bagi Indonesia. Karena merupakan kali pertama Tim Garuda mengalahkan Vietnam sejak semifinal Piala AFF 2016.

Semenjak partai itu, Indonesia tak pernah mampu menang atas Vietnam sekalipun gonta-ganti pelatih. Bahkan Tim Garuda sempat dibantai 0-4 di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Bagi Shin Tae-yong, ini merupakan kemenangan pertama atas Vietnam di level senior. Sebagai pelatih Indonesia, pria asal Republik Korea tersebut maksimal hanya bisa memberikan hasil imbang.

Kini, rekor negatif STY atas Vietnam pecah. Lebih penting lagi, kemenangan ia raih di event Piala Asia yang gengsi dan atmosfernya tentu saja di atas Piala AFF.

Berkat kemenangan ini pula tradisi poin Indonesia di Piala Asia tetap terjaga. Sejak melakoni debut pada 1996, tak pernah sekalipun Tim Merah Putih mengakhiri turnamen dengan tangan kosong.

Tren raihan poin tersebut semakin meningkat pada partisipasi berikutnya. Setelah hanya 1 poin di edisi 1996 dan 2000, selanjutnya mampu meraih 3 poin alias kemenangan pada 2004 dan 2007.

Malam ini, rekor Indonesia yang selalu meraih kemenangan di Piala Asia masih bertahan. Posisi ketiga grup pun sudah diamankan, sebab Vietnam secara otomatis bakal menjadi juru kunci.

Menang atas Vietnam bermakna Indonesia unggul head-to-head. Dengan demikian, terlepas apapun hasil pertandingan di matchday ketiga nanti Vietnam dipastikan menjadi juru kunci klasemen.

Tinggal satu lagi rekor yang kita tunggu, yakni lolos ke babak 16 besar sebagai salah satu peringkat ketiga terbaik. Akankah bisa terwujud?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun