Pogacnik membayar kepercayaan tersebut. Di tangannyalah Indonesia menunjukkan penampilan heroik di Olimpiade Melbourne 1956. Plus, mempersembahkan medali perunggu Asian Games 1958.
Naik Peringkat dan Piala Asia
Okelah, durasi kontrak tidak bisa kita sebut sebagai prestasi. Namun demikian panjangnya masa kerja Shin Tae-yong adalah bukti kuat betapa federasi (baca: PSSI) menaruh kepercayaan penuh kepadanya.
Artinya, PSSI menilai kinerja Shin Tae-yong sudah memenuhi ekspektasi. Hal yang memang harus diakui ada benarnya, sekalipun masih ada beberapa poin yang bisa dikritik maupun dikoreksi.
Dari segi performa di atas lapangan, misalnya, timnas Indonesia di bawah Shin Tae-yong mengalami peningkatan. Hal ini tergambar dari naiknya peringkat FIFA timnas kita selama ia menjabat.
Peningkatannya pun terhitung signifikan. Dari peringkat ke-173 saat STY ditunjuk pada Desember 2019, menjadi ke-146 per 21 Desember 2023.
Di ajang internasional, Shin Tae-yong mencatatkan rekor sebagai satu-satunya pelatih timnas yang bisa meloloskan tiga tim sekaligus ke putaran final Piala Asia.
Rinciannya adalah satu tim senior, tim Indonesia U-20 dan U-23. Hebatnya lagi, semua kelolosan ini diperoleh dari jalur kualifikasi.
Tim senior ia loloskan ke Piala Asia 2023 pada Juni 2022. Tim U-20 ke Piala Asia U-20 2023 pada September 2022. Lalu tim U-23 ke Piala Asia U-23 2024 pada September 2023 lalu.
Tim U-20 telah menyelesaikan kompetisi pada Maret 2023. Hasilnya, Hokky Caraka, dkk. langsung tersingkir di fase grup.
Meski demikian itu tak bisa disebut kegagalan, melainkan ketidak-beruntungan. Pasalnya, Indonesia U-20 hanya kalah produktivitas gol dari Irak yang menjadi runner-up grup.
Dalam perjalanannya ketika itu, Indonesia U-20 sukses mengalahkan Suriah. Juga bisa menahan imbang tuan rumah Uzbekistan yang kemudian keluar sebagai juara.