LIGA 3 Zona Lampung segera bergulir. Enam tim sudah memastikan diri sebagai peserta. Salah satunya nama besar nan legendaris di jagat sepakbola nasional: PSBL Bandar Lampung.
Selain PSBL, kontestan Liga 3 Lampung lainnya adalah Bandar Lampung FC (Balam FC), Garuda Lampung City FC (GLC FC), Persikomet Kota Metro, Sakai Sambayan Lampung FC (SS Lampung FC) dan TS Saburai.
Jumlah ini merupakan penurunan dari edisi 2019 dan 2021 yang masing-masing diikuti 14 tim. Namun mengingat Liga 3 Lampung urung digelar pada 2022, enam peserta pun tak apa sepanjang kompetisi tetap bergulir.Â
Meski hanya diikuti enam tim, Liga 3 Lampung memakai sistem kompetisi sebagaimana laiknya kebanyakan Liga 3 di provinsi lain. Alhasil, keenam peserta dibagi menjadi dua grup yang masing-masing berisi tiga kontestan.
Hasil undian menempatkan PSBL, SS Lampung FC dan TS Saburai di Grup A. Sedangkan Grup B berisi Persikomet, Balam FC dan GLC FC.
Jadwal pertandingan juga sudah dirilis. Di Grup B, persaingan dimulai dengan pertandingan Balam FC vs GLC FC pada 4 Januari 2024.
Pertandingan berikutnya mempertemukan GLC FC dengan Persikomet di lapangan sama, dua hari berselang. Lalu ganti Balam FC yang jadi lawan Persikomet pada 8 Januari 2024.
Seluruh pertandingan tersebut mentas di Lapangan Yonif 143, Natar, Lampung Selatan. Lokasi ini dipilih sebagai venue karena alasan keamanan dan juga kondisinya yang baik.
Nama Besar PSBL Tinggal Kenangan?
Dari keenam kontestan Liga 3 Lampung 2024, PSBL paling menarik perhatian saya. Maklum saja, saya dibesarkan di era ketika PSBL sedang jaya-jayanya.
PSBL memang sempat menjadi salah satu kekuatan besar sepak bola Indonesia. Di masa lalu, klub ini merupakan jagoan Sumatera bersama Persiraja Banda Aceh, PSMS Medan, PSP Padang dan PSPS Pekanbaru (kini PSPS Riau).
Capaian tersebut didapat berkat tangan dingin Paul Cummings, pelatih asal Inggris yang kemudian menjadi warga negara Indonesia. Adapun Cummings didatangkan oleh Poedjono Pranoto, gubernur Lampung kala itu.
Poedjono tahu Cummings karena sebelumnya pernah menjabat sebagai gubernur Irian Jaya. Pada saat bersamaan, Cummings berhasil mengembangkan Perseman Manokwari dari tim semenjana menjadi kuda hitam Liga Indonesia.
Ketika Cummings datang di Manokwari, Perseman hanyalah klub biasa di kasta bawah. Oleh Cummings tim ini dibawa menjuarai Divisi I pada 1983, sehingga promosi ke Divisi Utama.
Kisah sukses Cummings bersama Perseman berlanjut. Mereka menembus semifinal Divisi Utama dua tahun berselang, lalu puncaknya menjadi runner-up pada 1986.
Kemajuan seperti itulah yang ingin dihadirkan Poedjono di Lampung. Sang gubernur ingin Cummings mengangkat PSBL agar sejajar dengan tim-tim top Indonesia lainnya.
PSBL sendiri dibentuk pada 1985. Kurang-lebih tiga tahun setelah Poedjono menduduki jabatan gubernur Lampung.
Cummings menjawab kepercayaan tersebut. Ia membawa PSBL promosi ke Divisi Utama pada 1996, bahkan menjadi langganan papan tengah klasemen Wilayah Barat.Â
Sayang, kerusuhan yang meletus di Jakarta akibat krisis nasional, membuat Liga Indonesia dihentikan di tengah jalan. Semenjak itu pula PSBL tenggelam dari hiruk-pikuk sepakbola nasional.
Cummings sendiri belum lama berpulang. Tepatnya pada 20 September 2023. (Baca juga: Obituari Paul Cummings, Pelatih Inggris yang Cinta Mati Indonesia)
Mampukah PSBL kembali naik ke kasta lebih tinggi? Atau pertanyaan yang lebih tepat adalah, kapankah PSBL kembali naik ke kasta lebih tinggi?
Kita nantikan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H