Capaian tersebut didapat berkat tangan dingin Paul Cummings, pelatih asal Inggris yang kemudian menjadi warga negara Indonesia. Adapun Cummings didatangkan oleh Poedjono Pranoto, gubernur Lampung kala itu.
Poedjono tahu Cummings karena sebelumnya pernah menjabat sebagai gubernur Irian Jaya. Pada saat bersamaan, Cummings berhasil mengembangkan Perseman Manokwari dari tim semenjana menjadi kuda hitam Liga Indonesia.
Ketika Cummings datang di Manokwari, Perseman hanyalah klub biasa di kasta bawah. Oleh Cummings tim ini dibawa menjuarai Divisi I pada 1983, sehingga promosi ke Divisi Utama.
Kisah sukses Cummings bersama Perseman berlanjut. Mereka menembus semifinal Divisi Utama dua tahun berselang, lalu puncaknya menjadi runner-up pada 1986.
Kemajuan seperti itulah yang ingin dihadirkan Poedjono di Lampung. Sang gubernur ingin Cummings mengangkat PSBL agar sejajar dengan tim-tim top Indonesia lainnya.
PSBL sendiri dibentuk pada 1985. Kurang-lebih tiga tahun setelah Poedjono menduduki jabatan gubernur Lampung.
Cummings menjawab kepercayaan tersebut. Ia membawa PSBL promosi ke Divisi Utama pada 1996, bahkan menjadi langganan papan tengah klasemen Wilayah Barat.Â
Sayang, kerusuhan yang meletus di Jakarta akibat krisis nasional, membuat Liga Indonesia dihentikan di tengah jalan. Semenjak itu pula PSBL tenggelam dari hiruk-pikuk sepakbola nasional.
Cummings sendiri belum lama berpulang. Tepatnya pada 20 September 2023. (Baca juga: Obituari Paul Cummings, Pelatih Inggris yang Cinta Mati Indonesia)
Mampukah PSBL kembali naik ke kasta lebih tinggi? Atau pertanyaan yang lebih tepat adalah, kapankah PSBL kembali naik ke kasta lebih tinggi?
Kita nantikan saja.