PSIP Pemalang gagal membawa pulang poin dari lawatan ke Kota Pekalongan, Rabu (13/12/2023) lalu. Laskar Benowo kalah tipis 0-1, membuat peluang lolos ke Babak 8 Besar tambah sulit.
Sebelum menghadapi Persip Pekalongan di Stadion Jenderal Hoegeng, PSIP memuncaki klasemen sementara Grup H. Posisi tersebut diraih usai menaklukan Persiku Kudus 4-0 di Stadion Mochtar, Pemalang, pada 10 Desember lalu.
Berkat kemenangan tersebut, PSIP mengoleksi 4 poin sama seperti milik Persip. Namun PSIP unggul dalam hal produktivitas gol, yakni 6-3 berbanding 4-1, sehingga berhak berada di atas Persip.
Karena itu, PSIP sebetulnya hanya butuh hasil seri di kandang Persip untuk mengamankan tiket 8 Besar. Jika sukses menahan Persip, apapun hasil pertandingan terakhir Grup H antara Persiku vs Persip tak akan memengaruhi mereka.
Andai mendapat tambahan satu angka di Pekalongan, PSIP total mengoleksi 5 poin. Ditambah lagi, Laskar Benowo punya keunggulan berupa produktivitas gol atas Persip dan head-to-head atas Persiku.
Karena itulah apapun hasil Persiku vs Persip pada 17 Desember mendatang tak bakal berpengaruh bagi PSIP. Imbang ataupun salah satunya menang, PSIP tetap bakal ikut melenggang ke 8 Besar.
Jika pertandingan Persiku vs Persip berakhir imbang, PSIP lolos sebagai runner-up grup. Persip juara grup dan Persiku juru kunci karena kalah head-to-head dari PSIP.
Demikian pula jika Persip ataupun Persiku yang menenangkan pertandingan tersebut. Siapapun yang menang, PSIP tetap menjadi runner-up grup berkat keunggulan atas dua faktor tadi.
Sayang, skenario tersebut tidak terjadi di Stadion Hoegeng. Setelah sukses bertahan selama 90 menit waktu normal, gawang PSIP yang dijaga Raden Wijaya jebol pada masa injury time.
Wasit memberikan waktu tambahan 4 menit ketika itu. Bayangan satu angka sudah terbayang di depan mata.
Sial, jala gawang PSIP bergetar ketika injury time hanya tinggal tersisa sekitar 1,5 menit lagi.
Gagal Fokus
Bukan cuma kalah dramatis, tetapi proses terjadinya gol juga bikin garuk-garuk kepala. Andai pelatih M. Choirul Huda itu Jose Mourinho, saya yakin beliau sudah mencak-mencak tak karuan di pinggir lapangan melihat kejadian tersebut.Â
Bayangkan saja, ketika sedang ditekan Persip dan bola berada di area pertahanan mereka, salah seorang pemain PSIP malah menggeletakkan diri di dalam kotak penalti. Entah benar-benar cedera atau sekadar bersiasat.
Mungkin si pemain berharap wasit bakal menghentikan pertandingan, lalu sisa injury time tahu-tahu habis. Ternyata sang pengadil memutuskan sebaliknya: play on.
Padahal barisan belakang PSIP tengah lengah karena ada salah satu rekannya tergeletak begitu. Alhasil, ketika bola dilambungkan ke dalam kotak penalti, barisan belakang Laskar Benowo gagal mengantisipasi.
Bola liar lantas jatuh ke kaki Elang Rishandy yang berada tepat di depan gawang. Meski ditempel salah satu pemain PSIP, striker Persip tersebut bergerak lebih cepat dan sukses menceploskan bola ke dalam gawang.
Selebrasi "siuuu" ala Cristiano Ronaldo yang kemudian Elang Rishandy lakukan disambut meriah seisi stadion. Skor berubah 1-0 untuk keunggulan tuan rumah.
Bukannya memanfaatkan sisa injury time untuk coba mencetak gol balasan, para pemain PSIP justru sibuk memprotes wasit dan hakim garis. Raden Wijaya sampai mendapat kartu merah karena protesnya dianggap berlebihan.
Dari tayangan siaran langsung Batik TV di YouTube juga terlihat jelas Gatot Wahyudi menunjukkan gesture mengancam wasit. Seperti hendak memukul, tetapi seorang pemain PSIP lain cepat menahan gerakan striker tersebut.
Bagaimana Selanjutnya?
Pertanyaan yang kini bersemayam di benak para pendukung PSIP adalah, bagaimana peluang selanjutnya? Masihkah terbuka jalan menuju Babak 8 Besar?
Di atas kertas sih, peluang itu masih ada. Namun kali ini PSIP benar-benar menggantungkan nasibnya pada dua rival segrup, yakni Persiku dan Persip.
Partai terakhir Grup H antara Persiku vs Persip di Stadion Wergu Wetan, Ahad (17/12/2023) mendatang, bukan saja laga penentuan bagi tuan rumah, juga lebih-lebih bagi PSIP. Kedua tim masih sama-sama berpeluang menemani Persip yang sudah dipastikan menjadi juara grup.
Meski tipis, ada sedikit angin segar bagi PSIP. Apa itu? Satu-satunya cara memastikan diri lolos bagi Persiku adalah dengan mengalahkan Persip dalam pertandingan tersebut.
Jika menang atas Persip, Persiku bakal mengoleksi 6 poin dan menggusur PSIP dari posisi runner-up grup. Persip dan Persiku melaju, Laskar Benowo melongo karena tersingkir.
Hasil seri tak akan cukup bagi Persiku, sebab total perolehan poin mereka bakal sama dengan PSIP: 4. Sedangkan Persiku kalah produktivitas gol dan juga head-to-head dari pesaing utamanya tersebut.
Kedua tim memang saling mengalahkan dalam dua pertemuan. Namun Persiku hanya menang 2-1 di Wergu Wetan, sementara PSIP menang telak 4-0 di Stadion Mochtar.
Dalam penyusunan klasemen, jika ada dua tim yang memiliki poin sama, penentu peringkat selanjutnya adalah selisih gol. Jika sama juga, rekor produktivitas mencetak gol yang jadi pembeda.
Dalam dua faktor tersebut Persiku kalah dari PSIP. Karena itulah Macan Muria hanya bisa menyalip lewat keunggulan poin alias harus meraih tiga poin dari Persip.
Dengan kondisi ini, tidak heran jika jantung warga Pemalang dan juga Kudus bakal terus deg-degan sampai 17 Desember nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H