SATU jenis bacaan yang saya gandrungi adalah kisah sukses seseorang. Namun biasanya ada satu bagian yang lantas membuat kening berkerut. Tepatnya ketika si penulis menyampaikan ungkapan "usaha tidak mengkhianati hasil".
Tidak sekali-dua saya menemui ungkapan ini. Rasa-rasanya sangat umum sekali digunakan dalam tulisan-tulisan yang bertujuan sebagai inspirasi sekaligus motivasi bagi pembaca.
Ungkapan tersebut umum dipakai ketika sampai pada fragmen di mana sosok yang diangkat dalam dalam tulisan mencapai kesuksesan. Untuk menggambarkan bahwa perjuangan berdarah-darah yang sebelumnya dilalui sosok tersebut tidaklah sia-sia.
Misalnya, pemilik bakery yang meraih kesuksesan setelah dulu mengawali usaha dengan berjualan roti keliling kampung ke kampung pakai sepeda. Atau pemilik waralaba skincare yang merintis bisnis sebagai dropshiper karena tidak punya modal.
Pendek kata, sosok tadi diceritakan telah melalui perjalanan panjang nan menguras tenaga, waktu dan pikiran; telah melakukan segala macam daya dan upaya untuk melawan segala situasi dan kondisi yang tidak mendukung; sebelum pada akhirnya sampai pada posisi saat ini.
Jadi, hasil yang diraih sosok tersebut saat ini adalah buah dari usaha keras nan pantang menyerah yang ia lakukan pada masa lalu.
Di bagian inilah biasanya ungkapan tadi dikeluarkan oleh si penulis artikel. Misalnya, "Usaha tidak mengkhianati hasil. Kini, RotiKita adalah merek paling laris di pasaran. Tidak seperti saat Bambang merintis bisnisnya belasan tahun lalu, di mana banyak toko roti menolak hasil produksinya."
Apa Tidak Kebalik?
Setiap kali membaca ungkapan ini, saya selalu merasa ada yang salah. Menurut saya, logika dalam ungkapan tersebut terbalik.
Bukankah hasil bakal didapat setelah seseorang berusaha terlebih dahulu?
Coba renungkan sebentar saja. Ketika seseorang mencapai kesuksesan, kira-kira mana yang terlebih dahulu terjadi atau dialami olehnya, berusaha apa berhasil?Â
Saya yakin sekali kita sepakat kalau usahalah yang terlebih dulu dilakukan, baru kemudian mendapat hasil. Berusaha dulu, baru setelah itu berhasil.
Dengan kata lain, tiada hasil tanpa usaha. Di mana hasil pada umumnya bakal mengikuti usaha yang telah dilakukan. Semakin giat dan keras usahanya, semakin baik pula hasilnya.
Memakai logika begini, maka ungkapan "usaha tidak mengkhianati hasil" menurut saya terbalik. Karena hasil adalah buah dari usaha. Berusaha dulu, baru berhasil. Bukan sebaliknya.
Frasa "tidak mengkhianati" dalam ungkapan itu menyiratkan jika kita pasti bisa mencapai apapun yang diinginkan sepanjang telah melakukan apa yang semestinya dilakukan. Lagi-lagi, berusaha dulu untuk mendapatkan hasil.
Saya coba pakai analogi. Misalnya, seorang anak yang ingin bisa mengendarai sepeda.
Sepanjang anak tersebut mau belajar dan tekun berlatih, suatu saat pastilah ia bisa mengendarai sepeda. Setuju?
Walaupun jatuh dan terluka, anak itu tidak berhenti belajar dan terus berlatih. Hingga pada akhirnya ia benar-benar bisa mengendarai sepeda.
Belajar dan tekun berlatih itu adalah usaha si anak, sedangkan hasilnya adalah bisa mengendarai sepeda.
Untuk menggambarkan apa yang telah dilalui anak tersebut, mana ungkapan yang tepat: "ia bisa mengendarai sepeda karena telah belajar dan tekun berlatih" atau "ia belajar dan tekun berlatih karena bisa mengendarai sepeda"?
Kita ganti "bisa mengendarai sepeda" dengan "hasil" dan "belajar dan tekun berlatih" dengan "usaha", sehingga menjadi dua ungkapan sebagai berikut:
"Ia berhasil karena telah berusaha" dan "Ia berusaha karena berhasil".
Dari dua ini, ungkapan mana yang lebih tepat? Tentunya ungkapan pertama, bukan?
Urut-urutannya adalah belajar naik sepeda dulu, baru kemudian bisa. Usaha dulu, baru hasil.
Karena hasil adalah buah dari usaha, maka ianya bakal selaras dengan apa yang telah dilakukan. Semakin keras dan gigih dalam berusaha, semakin bagus dan maksimal pula hasilnya.
Ringkasnya, hasil mengikuti usaha. Kalau ternyata hasil tidak sesuai dengan kerasnya usaha yang telah dilakukan, kita pastilah bakal kecewa karena merasa dikhianati.
Maka, menurut saya ungkapan yang pas secara logika adalah "hasil tidak akan mengkhianati usaha", bukannya "usaha tidak akan mengkhianati hasil".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H