Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Petir di Piala Dunia U-17 dan Profesionalisme a la FIFA

15 November 2023   14:16 Diperbarui: 16 November 2023   14:11 2277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tegar adalah pemain SSB Indonesia Muda Bojonegoro. Remaja berusia 13 tahun tersebut tersambar petir saat tengah membela klubnya di Piala Soeratin U-13 Kabupaten Bojonegoro.

Peristiwa itu terjadi sewaktu Indonesia Muda berhadapan dengan SSB Satria Mandiri yang jadi partai pembuka kejuaraan. Laga berlangsung di Stadion Letjen H. Soedirman pada 3 November 2023.

Sebagaimana dilaporkan Kompas.com (4/11/2023), hujan turun mengguyur stadion ketika permainan baru berjalan sekitar 10 menit. Hujan sore yang disertai angin dan kilatan petir.

Pertandingan tetap berlanjut dalam keadaan seperti itu. Sampai tiba-tiba kilatan petir melesat cepat ke arah lapangan dan menyambar tubuh Tegar.

Pelajar kelas VII itupun seketika ambruk dan tak sadarkan diri. Tubuhnya digotong ke pinggir lapangan oleh pelatih Indonesia Muda dan panitia pertandingan, sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Tegar sempat mengalami henti jantung ketika itu. Setelah mendapat perawatan dari tim medis, jantungnya berdetak lagi dan kondisinya sempat pulih.

Namun kemudian Tegar kembali dalam keadaan kritis. Sempat mengalami koma dan berpindah rumah sakit, dua hari berselang pelajar SMPN 5 Bojonegoro tersebut akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Panpel Lalai?

Mantan pengurus Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Bojonegoro Bidang Hukum, Muhammad Hanafi, menyoroti musabab meninggalnya Tegar. Hanafi menduga panitia pelaksana pertandingan telah melakukan kelalaian.

"Karena pada saat pertandingan berlangsung kondisi hujan dan disertai petir, namun pertandingan masih terus dilanjutkan. Pertandingan baru dihentikan setelah ada yang tersambar petir," kata Hanafi sebagaimana diberitakan Suara Banyuurip (6/11/2023).

Karenanya Hanafi mendesak adanya investigasi untuk mengusut tuntas peristiwa nahas ini. Jika Askab PSSI Bojonegoro tidak bergerak, ia mengatakan Asosiasi Provinsi (Asprov) Jawa Timur yang harus turun tangan.

Indikasi lain tentang adanya kelalaian Panpel juga disiratkan oleh ayah Tegar, Chandra Prasetya. Menurutnya, ketika itu tidak ada ambulans di lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun