ADA momen menarik di pertandingan Grup B Piala Dunia U-17 antara Senegal vs Polandia, Selasa (14/11/2023) lalu. Laga sempat dihentikan karena faktor cuaca, terutama kilatan petir yang sambar-menyambar.
Mendung kelabu menggelayut di langit Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, dan sekitarnya sore itu. Angin bertiup kencang, membuat suasana terasa dingin lagi kelam.
Namun demikian awalnya pertandingan tetap dilaksanakan sesuai jadwal. Sekalipun cuaca mendung, para perangkat pertandingan menilai tidak ada hal-hal yang dapat membahayakan pemain maupun penonton.
Namun ketika permainan berjalan kurang-lebih 39 menit, cuaca berubah lebih mencekam. Kumpulan awan hitam berubah semakin pekat dan tebal.
Wasit Omar Al Ali asal Uni Emirat Arab lantas meniup peluit panjang pertanda pertandingan dihentikan. Semua pemain diminta masuk ke ruang ganti.
Di tribun, pada saat bersamaan petugas lapangan mengevakuasi penonton yang berada di area terbuka. Tepatnya yang duduk di bagian belakang gawang.
Tak lama berselang panitia pertandingan memberi penjelasan terkait penghentian tersebut. Dalam pernyataan resminya, seperti dikutip Bolasport.com (14/11/2023), wasit menilai laga tidak layak dilanjutkan "karena situasi petir di stadion".
Begitu situasi reda dan keadaan dinilai aman, wasit kembali melanjutkan laga hingga tuntas.
Senegal tengah unggul 2-0 ketika permainan dihentikan wasit. Mereka lantas mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 4-1.
Kenangan Tegar Dwi Prasetyo
Membaca berita tersebut, ingatan saya seketika melayang pada Tegar Dwi Prasetyo. Pesepak bola remaja yang sempat ramai menjadi topik pemberitaan setelah tersambar petir ketika bertanding.