Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Heroisme Para Pahlawan Muda di Gelora Bung Tomo

10 November 2023   23:19 Diperbarui: 11 November 2023   16:09 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga Grup A Piala Dunia U17 2023 antara Indonesia vs Ekuador di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (10/11/2023). Foto: Kompas.com/Suci Rahayu

RASA-RASANYA tak banyak yang membayangkan hasil ini.  Melawan Ekuador yang punya rekam jejak serta persiapan jauh lebih baik, Indonesia U-17 sukses mengambil poin berkat skor imbang 1-1.

Ya, Garuda Muda mengawali kiprah di Piala Dunia U-17 dengan hasil di luar dugaan. Di hadapan puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (10/11/2023), Iqbal Gwijangge, dkk. tampil heroik dan mematahkan segala keraguan.

Meski di menit-menit awal tampak tertekan dan kerap melakukan kesalahan elementer, selanjutnya Indonesia U-17 menampilkan kepercayaan diri yang mengagumkan. Bukannya menampilkan pertahanan tebal a la Tembok Besar Tiongkok, para pemain Garuda Muda justru mengimbangi permainan Ekuador.

Dimotori Figo Dennis, Kafiatur Rizky dan Ji Da-bin di tengah; didukung oleh sayap-sayap lincah dalam diri Welberlieskott de Halim Jardim, Andre Pangestu dan penggantinya Rizdjar Nurviat; serta duo winger cepat Riski Afrisal dan Jehan Pahlevi yang menyokong striker tunggal Arkhan Kaka; Indonesia U-17 kerap menekan pertahanan Ekuador. Beberapa kali Arkhan mendapat peluang bagus di dalam kotak penalti lawan.

Bahkan Garuda Muda sempat unggul terlebih dahulu pada menit ke-22. Akselerasi cepat Afrisal sukses menembus sisi kanan pertahanan Ekuador, lalu menusuk ke dalam kotak penalti dan diakhiri dengan sodoran bola mendatar ke muka gawang.

Kiper Ekuador Christian Loor berusaha memotong umpan Afrisal tersebut, tetapi malah seakan menyodorkan bola pada Arkhan yang sudah menunggu. Seisi Stadion Gelora Bung Tomo seketika bergemuruh riuh menyambut gol Indonesia.

Sayang, keunggulan 1-0 tak bertahan lama. Enam menit berselang, ganti jala gawang Ikram Al Giffari yang bergetar. Ekuador menyamakan kedudukan melalui sundulan striker jangkung Allen Obando.

Beruntung skor imbang 1-1 bertahan hingga akhir pertandingan. Padahal sejak awal babak kedua Ekuador meningkatkan tekanan dan terus-menerus memberikan ancaman.

Penampilan Heroik

Kita harus berterima kasih pada segenap pemain atas raihan satu poin dari Ekuador. Anak-anak asuh Bima Sakti telah menampilkan perjuangan heroik, sekalipun harus mengerahkan kemampuan hingga melampaui batas maksimal fisik mereka.

Banyaknya pemain yang tumbang akibat cedera menunjukkan betapa keras perjuangan mereka. Beberapa bahkan sampai harus ditarik keluar karena tak sanggup lagi melanjutkan permainan.

Pada menit-menit akhir waktu normal, para pemain terlihat sudah tak terlalu bertenaga. Tanda-tanda kelelahan terlihat jelas. Lebih-lebih memasuki masa injury time yang nyaris 15 menit lamanya.

Namun Iqbal, dkk. terus berjuang mempertahankan poin. Mereka mati-matian menahan gempuran para pemain Ekuador yang masih tampak bugar dalam mengurung kotak penalti Indonesia.

Ini mengingatkan saya pada kegigihan arek-arek Suroboyo dalam menahan gempuran pasukan Sekutu dalam Pertempuran Surabaya 1945. Kala itu, para pejuang hanya berbekal senjata alakadar, tetapi mampu merepotkan tentara Sekutu yang datang dengan artileri lengkap.

Kredit khusus layak disematkan pada Ikram yang melakukan sejumlah penyelamatan penting. Juga kepada Iqbal, Sulthan Zaky dan Tonci Ramandei Souther yang mengawal lini belakang dengan sangat baik.

Harus diakui jika persiapan Indonesia tidaklah ideal. Pembentukan tim yang terbilang mendadak, juga uji coba yang 'hanya' melawan klub alih-alih sesama tim yang mewakili negara, membuat ada sesuatu yang masih kurang dari permainan Garuda Muda. Utamanya dalam hal membangun serangan.

Toh, para pemain Indonesia U-17 mampu mengatasi segala kekurangan tersebut. Penampilan mereka di atas lapangan memangkas perbedaan kualitas dengan Ekuador yang datang dengan persiapan jauh lebih baik.

Bayangkan saja, Ekuador lolos ke Piala Dunia U-17 2023 sebagai runner-up 2023 South American U-17 Championship. Dalam turnamen tersebut Isaac Sanchez, cs. hanya kalah sekali dari total 9 kali bertanding.

FOTO: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra via cnnindonesia.com
FOTO: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra via cnnindonesia.com

Bahkan Brazil yang kemudian keluar sebagai juara, bisa Ekuador tahan imbang dua kali. Pertama di fase grup, lalu kedua di final stage yang memakai format round robin. Dua-duanya dengan skor identik 2-2.

Statistik pertandingan menunjukkan dengan jelas jurang perbedaan kedua tim. Ekuador benar-benar mengungguli Indonesia dalam segala hal.

Mengutip laman resmi FIFA, Ekuador membukukan 23 tembakan dengan 7 di antaranya on target. Berbanding 7 milik Indonesia dan hanya 2 yang tepat mengarah ke gawang.

Itu belum menghitung tendangan off target, di mana Ekuador (12) membukukan tiga kali lebih banyak dari Indonesia (4). Malah dalam hal umpan silang, catatan Garuda Muda benar-benar tidak ada apa-apanya dibandingkan Ekuador. Jomplang betul.

Raut kecewa dan tak percaya yang ditunjukkan para pemain Ekuador, juga pelatih Diego Martinez, menunjukkan jika mereka menginginkan kemenangan atas Indonesia. Bisa jadi sebelumnya mereka malah sudah yakin bakal menangguk poin penuh, eh, ternyata kecele.

Awal yang Menjanjikan

Gol perdana dan poin pertama di ajang Piala Dunia, itulah deretan sejarah yang baru saja ditorehkan oleh Indonesia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo. Dengan hasil ini, juga melihat penampilan para pemain di lapangan, bagi saya ini awal yang sangat menjanjikan.

Jika mampu mengulangi performa begini pada pertandingan kedua melawan Panama, Senin (13/11/2023) mendatang, saya yakin Indonesia U-17 bisa memperoleh hasil lebih baik. Poin penuh alias kemenangan tidak mustahil bakal didapat.

Oke, Panama adalah semifinalis 2023 CONCACAF U-17 Championship. Namun boleh dibilang kekuatannya di bawah Ekuador dan Maroko yang merupakan finalis turnamen U-17 di konfederasi masing-masing.

Secara umum kualitas tim CONCACAF selain Mexico, Amerika Serikat dan Kanada masih rata-rata air. Level Panama dengan Indonesia rasa-rasanya masih sebelas-dua belas alias tidak terlalu jomplang.

Maka, menargetkan kemenangan atas Panama bukanlah sesuatu yang berlebihan bagi Indonesia. Justru Bima Sakti harus menjadikan tiga poin sebagai tujuan utama dalam pertandingan kedua tersebut.

Dengan kemenangan atas Panama, Indonesia U-17 bakal mengoleksi total 4 poin. Ini sudah bisa dijadikan bekal untuk melaju ke fase gugur, terlepas apapun hasil melawan Maroko di pertandingan pamungkas Grup A.

Sebagai pendukung, tentu saja kita inginnya semua pertandingan menghasilkan poin bagi Indonesia. Termasuk melawan Maroko nanti. Bukankah Ekuador saja bisa ditahan imbang?

Namun kita harus realistis. Maroko adalah tim kuat di Grup A. Terlebih pertandingan melawan Indonesia bisa saja jadi penentuan hidup-mati bagi mereka.

Jika Maroko kalah dari Ekuador yang baru saja gagal mendapat poin penuh, maka pertandingan terakhir melawan Indonesia bakal jadi pelampiasan. Mereka harus menang untuk mengamankan peluang.

Indonesia sendiri setidak-tidaknya masih bisa menempati daftar peringkat ketiga terbaik jika punya poin 4. Artinya, sekalipun kalah dari Maroko tetap ada peluang bagi Garuda Muda untuk terus melaju.

Untuk itu, Bima Sakti dan para asistennya musti bisa mengondisikan agar para pemain Indonesia U-17 kembali ke kondisi terbaik saat menghadapi Panama. Tunjukkan kembali permainan ngotot nan heroik seperti ketika menahan Ekudador.

Poin penuh dari Panama adalah harga mati. Ini demi catatan sejarah lebih baik dalam debut Indonesia di pentas dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun