Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Demi Bela Palestina, Indonesia Rela Korbankan Tiket Piala Dunia

5 November 2023   13:31 Diperbarui: 5 November 2023   15:07 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terang saja FIFA tidak menggubris keberatan ini. Israel dipertahankan sebagai kontestan, membuat Mesir melaksanakan ancamannya dengan mundur dari kompetisi.

Dengan demikian, Sudan otomatis melenggang ke Putaran Ketiga. Siapa lawannya nanti menunggu hasil pertandingan Indonesia vs Israel.

Korbankan Tiket Piala Dunia

Jika melihat bagan turnamen, Indonesia punya kans besar untuk memenangkan Kualifikasi Zona Asia-Afrika. Tinggal mengalahkan Israel dan kemudian Sudan, maka Tim Garuda berhak melaju ke partai play-off melawan wakil UEFA.

Menilik peta kekuatan sepak bola saat itu, saya yakin level Indonesia berada di atas Sudah dan juga Israel. Toh, Israel juga baru berdiri ketika itu. Kekuatannya sebelas-dua belas dengan Indonesia.

Namun pertandingan tersebut tidak pernah terjadi. Begitu mengetahui timnas Indonesia bakal melawan Israel di Kualifikasi Piala Dunia, Bung Karno segera memberi perintah tegas.

Sikap Presiden Soekarno bisa dimaklumi. Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, dukungan paling awal bagi Republik datang dari bangsa Arab.

Mesir adalah negara berdaulat pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Pengakuan ini diberikan pada 22 Maret 1946.

Lalu disusul pengakuan Suriah pada 2 Juli 1947 dan kemudian Irak dua pekan berselang. Di antara ketiga negara Arab tersebut ada juga dukungan dari India dan Vatikan.

Palestina masih berada dalam cengkeraman Kerajaan Britania Raya ketika RI diproklamasikan. Namun demikian ada dua tokoh besar Palestina yang turut membantu perjuangan Indonesia di kancah internasional.

Tokoh pertama adalah M. Ali Taher, seorang saudagar dan raja media dari kawasan Tepi Barat. Lalu sosok kedua adalah Mufti Mandat Palestina As-Sayyid Al-Amin Al-Husaini.

Atas nama utang budi inilah Presiden Soekarno meminta timnas untuk menolak bertanding melawan Israel. Sebuah keputusan yang tentu saja membuat geger internal Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun