LIGA 3 Zona Banten tahun ini telah berakhir. Partai final yang digelar Selasa (31/10/2023) sore WIB, mempertemukan Adhyaksa Farmel FC dengan klub ikonik Liga Indonesia dekade 2000-an: Persikota Tangerang.
Sayang, Persikota gagal mengulangi prestasi dua musim sebelumnya. Tim asal Kota Tangerang ini bertekuk lutut dengan skor tipis 1-2.
Terlepas dari kegagalan menjuarai Liga 3 Zona Banten tahun ini, Persikota tetaplah Persikota. Klub yang sempat jadi buah bibir di era 90'-an.
Apa pasal? Karena tak lama setelah didirikan, klub dengan ciri khas seragam kuning ini sukses menyabet serentetan gelar juara dan terus-terusan promosi.
Tepatnya hanya dalam tempo tiga tahun sejak berdiri, Persikota sudah tampil di Divisi Utama yang merupakan panggung tertinggi sepak bola nasional. Dari sinilah julukan Bayi Ajaib berasal.
Pendirian Persikota sendiri erat kaitannya dengan pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang pada 1993. Ketika itu masih berada dalam wilayah administrasi Provinsi Jawa Barat.
Sebagai wali kota pertama Kodya Tangerang ditempatkan seorang pria penggila bola. Djakaria Machmud namanya.
Cikal bakal Persikota adalah tim sepak bola Kodya Tangerang yang dipersiapkan untuk Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar ke-VII. Sedianya event ini dilangsungkan pada 1996, tetapi dimajukan ke 1995.
Pemajuan tersebut karena PON 1997 dimajukan ke 1996 demi mengantisipasi Pemilu. Karena itulah Porda Jabar 1996 juga dimajukan ke 1995.
Meski gagal di Porda, sebagian besar anggota skuat tetap dipertahankan. Pada perkembangannya, Pemerintah Kodya Tangerang mengubah tim tersebut sebagai klub representasi daerah.