Oh, bahkan lebih dari itu. Liverpool kala itu adalah juara First Division dua musim berturut-turut. Plus, juara Piala UEFA (kini Europa League) pada 1976 dan juara European Cup (kini Liga Champions) pada 1977.
Dengan perbedaan yang sangat jomplang begini, tidak mengherankan jika Nottingham dipandang sebelah mata. Liverpool digadang-gadang bakal kembali mendominasi liga, sekaligus meraih trofi di tingkat benua.
Namun kemudian Nottingham menggila. Tim asuhan Brian Clough sukses mengangkangi Liverpool, sang juara bertahan sekaligus juara Eropa!
Kejutan diawali dari ajang Piala Liga. Nottingham melaju hingga ke partai final dan menahan imbang Liverpool tanpa gol di Wembley.
Sesuai aturan ketika itu, pertandingan pun musti diulang untuk menentukan pemenang. Di partai replay inilah Nottingham mengalahkan Liverpool dan meraih gelar Piala Liga pertama.
Kemudian di liga, The Reds dari East Midlands ini menjungkir-balikkan segala prediksi dengan keluar sebagai juara. Mereka unggul 7 poin bersih dari Liverpool yang menduduki peringkat kedua.
Tak cuma itu, keberhasilan tersebut dilengkapi dengan sejumlah rekor. Nottingham adalah tim paling banyak menang sekaligus paling sedikit kalah, yakni 25 berbanding 3.
Seluruh kekalahan yang hanya tiga tersebut diderita di kandang lawan. Masing-masing dari Arsenal, Chelsea dan Leeds United.
Liverpool sendiri tak mampu menaklukkan Nottingham musim itu. Dua kali perjumpaan selalu berakhir imbang, yakni di Anfield 1-1 dan di City Ground 0-0.
Nottingham memanfaatkan betul tuah City Ground. Mereka tak terkalahkan di kandang sepanjang musim 1977-78, dengan 15 kali menang dan 6 kali seri.
Rekor lainnya, gawang Nottingham paling sedikit kebobolan: hanya 24 gol yang bersarang (Liverpool 34 kali jebol). Lalu selisih gol mereka juga yang paling tinggi, yakni +45 (Liverpool +31).