Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Luxembourg di Ambang Sejarah Baru

15 Oktober 2023   22:34 Diperbarui: 26 November 2023   21:37 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Luxembourg merayakan kemenangan di kandang Bosnia-Herzegovina, 20 Juni 2023. FOTO: EPA-EFE/FEHIM DEMIR via epaimages.com

MEDIA ramai memberitakan rekor Cristiano Ronaldo yang baru saja mengantar Portugal lolos ke putaran final Euro 2024. Sementara di grup sama, satu negara lagi tengah di ambang pencapaian sejarah baru.

Kemenangan ketat atas Slovakia di Estadio do Dragao, 13 Oktober lalu, memastikan satu tiket bagi Portugal. Dengan jumlah total 21, poin Ronaldo, cs. tak mungkin lagi disamai oleh kontestan lain di Grup J.

Portugal memang tampil sangat perkasa di Kualifikasi Euro 2024. Tim asuhan Roberto Martinez memenangkan seluruh 7 laga yang telah dilalui. Rekor golnya pun bikin ngeri: 27-2.

Kelolosan ini mencatatkan Ronaldo sebagai pesepak bola pertama yang berhasil mengantarkan negaranya ke 6 putaran final Piala Eropa. Jika namanya masuk skuat Portugal tahun depan, CR7 bakal membuat rekor baru lagi.

Di tengah hiruk pikuk pemberitaan mengenai Portugal, Ronaldo dan segala pencapaiannya, ada satu kontestan lain di Grup J yang luput dari perhatian. Padahal negara ini semakin dekat dengan catatan prestisius.

Yang saya maksud bukan Bosnia-Herzegovina, salah satu dari tiga tim di Grup J yang belum pernah mencicipi putaran final Euro. Juga bukan Slovakia maupun Islandia, apatah lagi Liechtenstein yang sudah pasti tereliminasi.

Betul, Luxembourg-lah nama kontestan itu. Negara yang selama ini kerap jadi bulan-bulanan tim Eropa lain.

Rajin Ikut Kualifikasi

Sampai saat ini, sebetulnya Luxembourg sudah memegang rekor tersendiri. Apa itu? Negara anggota UEFA yang paling rajin berpartisipasi di Kualifikasi Piala Eropa, tetapi tak pernah lolos sekalipun ke putaran final!

Bukan catatan yang terdengar membanggakan memang. Namun setidaknya hal tersebut menunjukkan jika Luxembourg adalah negara yang pantang menyerah dan terus berusaha mencapai tujuan.

Kualifikasi Euro 2024 menjadi kali ke-16 Luxembourg mengarungi babak penyisihan. Hasilnya, sejak partisipasi perdana pada Kualifikasi Euro 1964, belum sekalipun mereka berhasil lolos ke putaran final.

Hanya ada dua negara dengan catatan partisipasi di kualifikasi Piala Eropa melebihi Luxembourg, yakni 17 kali. Akan tetapi kedua negara tersebut, Portugal dan Prancis, berulang kali lolos ke putaran final dan bahkan sukses menjadi juara.

Portugal dan Prancis sudah mengikuti Kualifikasi Euro sejak edisi perdana pada 1960, di mana peserta putaran final hanya 4 tim. Portugal gagal lolos, sedangkan Prancis mengakhiri turnamen sebagai peringkat keempat.

Dari 17 kali mengikuti Kualifikasi, Prancis lolos ke putaran final sebanyak 11 kali. Les Bleus bahkan sukses melaju ke partai pamungkas 3 kali, menghasilkan dua gelar juara (1984 dan 2000).

Sedangkan Portugal lolos ke putaran final sebanyak 9 kali, dengan sekali di antaranya sebagai tuan rumah. Selecao das Quinas melaju hingga ke pertandingan pemuncak dua kali, di mana pada kali kedua sukses menjadi juara dengan mengalahkan Prancis (2016).

Kedua negara tersebut baru saja memastikan tempat di putaran final Euro 2024. Masing-masing sebagai calon juara Grup B dan Grup J.

Luxembourg punya peluang menyusul kedua negara tersebut. Akan tetapi Laurent Jans, cs. masih harus bekerja keras di tiga pertandingan tersisa Grup J untuk memastikan tiket mereka.

Nyaris Lolos di 1964

Pencapaian paling tinggi Luxembourg terjadi di tahun 1963, ketika nyaris lolos sebagai salah satu dari empat kontestan final Euro 1964. Tahun di mana mereka membuat kejutan besar karena mengalahkan salah satu raksasa Eropa.

Ketika itu hasil undian mempertemukan Luxembourg dengan Belanda di Putaran 16 Besar Kualifikasi Euro 1964. Di luar prediksi, tim berjuluk D'Roud Leiwen tersebut justru menang agregat 3-2.

Partai leg pertama di Amsterdam, 11 September 1963, langsung membuat publik tuan rumah terkesima. Secara luar biasa Luxembourg sukses menahan imbang Belanda dengan skor 1-1.

Kejutan berlanjut di leg kedua yang berlangsung di Stadion De Kuip, Feyenoord, pada 30 Oktober 1963. Kali ini Luxembourg malah menang tipis 2-1 lewat dwigol Camille Dimmer.

Hasil itu mengagetkan publik Belanda sekaligus Luxembourg. Media Belanda menggambarkan hasil partai tersebut sebagai pertarungan David melawan Goliath seperti dalam Alkitab.

Di perempatfinal, Luxembourg berhadapan dengan Denmark yang sebelumnya mengalahkan Albania lima gol tanpa balas. Partai leg pertama berlangsung di Stade Municipal, 4 Desember 1963.

Luxembourg mengawali pertandingan tersebut dengan baik, di mana Louis Pilot sudah mencetak gol pada menit pertama. Namun setelahnya laga berjalan ketat dan berakhir imbang 3-3.

Leg kedua di Idraetsparken, Kopenhagen, enam hari berselang juga berkesudahan sama kuat. Kali ini skornya 2-2, dengan Luxembourg menyamakan kedudukan di menit ke-85.

Karena pada masa itu belum ada aturan mengenai keunggulan gol tandang dan juga babak ekstra 2x15 menit, maka skor agregat 5-5 mengharuskan kedua tim bertanding ulang di tempat netral untuk menentukan pemenang. Dipilihlah Olympisch Stadion di Amsterdam, tempat di mana Luxembourg menahan imbang Belanda pada putaran sebelumnya.

Namun Dewi Keberuntungan tidak berpihak pada Luxembourg kali itu. Mereka harus mengakui kekalahan dari Denmark dengan skor tipis 0-1.

Langganan Juru Kunci

Setelahnya, perjuangan Luxembourg belum juga membuahkan hasil. Bahkan hingga jumlah kontestan putaran final Euro bertambah menjadi 24 sejak edisi 2016.

Pada Kualifikasi edisi 1968, 1972 dan 1976, Luxembourg selalu menjadi juru kunci klasemen akhir grup. Lebih buruk dari itu, The Red Lions kalah 16 kali dari total 18 pertandingan. Dua sisanya berakhir seri.

Mulai edisi 1980, kontestan putaran final Euro bertambah dua kali lipat menjadi 8 tim. Namun tetap saja Luxembourg gagal lolos karena, lagi-lagi, hanya bisa meraih sekali hasil imbang dari 6 laga kualifikasi.

Catatan persis sama terulang di Kualifikasi Euro 1984, 1988 dan 1992. Lalu setelah itu UEFA kembali menambah kuota kontestan putaran final dari 8 menjadi 16.

Di Kualifikasi Euro 1996, Luxembourg membuat kejutan dengan mengalahkan Cekoslowakia. Ditambah dua kemenangan atas Malta dan sekali imbang lawan Belarusia, D'Roud Leiwen mencatatkan perolehan poin tertinggi semenjak fase kualifikasi menggunakan sistem grup.

Tiga edisi setelahnya, Luxembourg kembali ke habitat asli sebagai penunggu posisi buncit klasemen akhir grup. Dengan hasil maksimal seri dan selisih memasukkan-kemasukan yang sangat jomplang.

Rekor Luxembourg sedikit membaik di Kualifikasi Euro 2016, dengan menduduki peringkat lima Grup C di atas Makedonia (kini Makedonia Utara) yang jadi juru kunci. Hasil sama mereka ulangi di edisi 2020, kali itu di atas Lithuania yang berakhir di dasar klasemen Grup B.

Tiga Partai Penentu

Semenjak itu terlihat ada peningkatan dalam permainan Luxembourg. Ditandai dengan hasil-hasil mengejutkan saat melawan tim-tim berperingkat lebih tinggi.

3 September 2017, secara mengejutkan Luxembourg menahan imbang Prancis 0-0 di Stade Municipal. Ajangnya adalah Kualifikasi Piala Dunia 2018.

Kejutan berlanjut pada 10 November 2017, ketika D'Roud Leiwen mengalahkan Hungaria dengan skor 2-1. Hanya partai uji coba memang, tetapi kemenangan ini seakan menegaskan jika ada yang berbeda dengan sepak bola Luxembourg sekarang.

27 Maret 2021, kembali Luxembourg mengejutkan Eropa di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Bertandang ke Aviva Stadium di Dublin, gol tunggal Gerson Rodrigues sudah cukup untuk mengalahkan tuan rumah Republik Irlandia.

Rentetan hasil positif tersebut berlanjut di Kualifikasi Euro 2024. Dari 7 pertandingan yang telah dilewati, Luxembourg mengukir catatan 3 kali menang, 2 kali seri dan 2 kali kalah.

Menariknya, dua kekalahan tersebut diperoleh dari satu lawan yang sama, yakni kontestan terkuat di Grup J: Portugal. Sedangkan empat lawan lainnya belum mampu mengalahkan Luxembourg.

Kalau Liechtenstein jangan ditanya. Tim asuhan Luc Holtz bahkan sukses mencuri poin dari lawan-lawan yang di atas kertas berperingkat lebih tinggi: Islandia, Slovakia dan Bosnia-Herzegovina.

Dari Islandia, Luxembourg sudah mengamankan total 4 poin hasil sekali imbang dan sekali menang. Sedangkan dari Slovakia dan Bosnia-Herzegovina mereka mendapat 4 poin pula, berkat performa positif di kandang lawan. Masing-masing imbang dan menang.

Untuk sementara Luxembourg menduduki peringkat tiga klasemen Grup J dengan poin 11. Diapit Slovakia di peringkat dua (13 poin) dan Bosnia-Herzegovina di peringkat empat (9 poin).

Hanya juara dan runner-up grup yang berhak lolos ke Euro 2024. Karena satu tiket sudah diamankan Portugal yang adalah calon kuat juara grup, maka tinggal satu tiket yang dapat diperebutkan dari jalur peringkat kedua.

Di sinilah peluang Luxembourg terbuka lebar. Terlebih karena mereka bakal menjamu dua pesaing langsung itu pada match ke-8 (Slovakia) dan 9 (Bosnia-Herzegovina).

Jika di kandang lawan saja bisa meraup poin, bahkan membukukan kemenangan, masakan di rumah sendiri tidak? Maka, target Luxembourg adalah kembali mengambil poin kala menjamu Slovakia dan Bosnia-Herzegovina.

Sementara itu, Bosnia-Herzegovina masih harus menghadapi Portugal di match ke-8. Meski sudah dipastikan lolos, Ronaldo, cs. tentu tak ingin menodai catatan mereka dengan hasil buruk.

Maka, besar kemungkinan Bosnia-Herzegovina gagal menambah poin di laga melawan Portugal. Di partai terakhir, Bosnia-Herzegovina dan Slovakia harus saling mengalahkan demi mengamankan peluang masing-masing.

Pada saat bersamaan, Luxembourg tinggal berhadapan dengan Liechtenstein di Vaduz. Kemenangan rasa-rasanya bakal menjadi milik Die Roten Lowen.

Mengandaikan Slovakia dan Bosnia-Herzegovina melempem di tiga partai sisa, cukup dengan tambahan 5 poin saja Luxembourg dapat mengakhiri kualifikasi sebagai runner-up Grup J. Artinya, mereka bakal menemani Portugal ke Jerman tahun depan.

Opsi lain yang tersedia bagi Luxembourg adalah finish sebagai peringkat ketiga grup, sehingga masih dapat berjuang lewat jalur play-off. Untuk itu, tim asuhan Luc Holtz jangan sampai kehilangan banyak poin di tiga laga sisa.

Mampukah Luxembourg menorehkan sejarah baru, lolos ke putaran final Euro untuk kali pertama? Menarik ditunggu.

UPDATE 18/10/2023: Luxembourg kalah 0-1 dari Slovakia, sehingga jarak poin melebar menjadi 5 angka. Namun pada saat bersamaan  Bosnia-Herzegovina dibantai Portugal 0-5, sehingga semakin jauh dari Luxembourg.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun