Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saga Gol Luis Diaz, antara Human Error dan Laws of The Game

6 Oktober 2023   01:14 Diperbarui: 6 Oktober 2023   01:18 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GAMBAR: Tangkapan layar rekaman video rilisan PGMOL via BBC

KASUS gol Luis Diaz ke gawang Tottenham Hotspur memasuki babak baru. Dari rekaman audio percakapan di bilik Video Assistant Referee (VAR) yang belum lama dirilis, terbukti jelas para pengadil melakukan satu kesalahan serius.

Sekadar memutar ingatan, Liverpool bertandang ke markas Spurs pada pekan ketujuh Premier League 2023-24, Sabtu (30/9/2023) lalu. The Reds seharusnya unggul terlebih dahulu pada menit ke-34, tetapi gol Diaz dianulir wasit.

Wasit Simon Hooper menganulir gol tersebut karena hakim garis mengangkat bendera. Demi memantapkan keputusan, Hooper mengontak VAR untuk mengecek apakah Diaz memang berada dalam keadaan offside sebelum mencetak gol.

Kurang-lebih semenit berselang, Hooper sudah mendapat konfirmasi dari ruang VAR yang hari itu dipimpin oleh Darren England. Keputusannya tak berubah: gol Diaz dinyatakan tidak sah karena si pemain dinyatakan offside.

Masalahnya, dari tayangan ulang terlihat bahwa posisi Diaz onside kala menerima umpan dari Mohamed Salah. Posisi pemain asal Kolombia itu terpaut sekitar satu-dua jengkal dari telapak kaki bek lawan yang mengawalnya.

Hanya berselang hari selepas pertandingan, Badan Perwasitan Sepak Bola Profesional Inggris (PGMOL) mengonfirmasi jika telah terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan atas gol tersebut. Dinyatakan telah terjadi "a significant human error" yang menyebabkan kekeliruan besar.

Manajer Liverpool Jurgen Klopp menanggapi, pernyataan PGMOL itu tidak berarti apa-apa. Sedangkan pihak klub menuntut lebih dengan secara resmi meminta rekaman audio percakapan VAR pada saat kejadian dibuka ke publik.

Rekaman audio dimaksud pun akhirnya dirilis. Namun demikian PGMOL menyatakan memang sudah berniat membuka rekaman audio itu, sekalipun LFC tidak memintanya.

Apapun itu, keputusan tersebut membuat publik ikut tahu di mana letak "a significant human error" yang dijadikan alasan PGMOL. Dari sekian ofisial pertandingan yang bertugas hari itu, siapa yang harus bertanggungjawab?

Salah Paham Wasit-VAR

Dalam rekaman audio yang sudah tayang di sejumlah kanal berita di YouTube, terlihat ada miskomunikasi antara Hooper dan England. Terjadi salah paham di antara keduanya karena England, seperti dinyatakan PGMOL pada BBC, tidak fokus pada apa yang sedang ia cek dan seharusnya lakukan.

Ketika mengecek rekaman terjadinya gol, England dengan dibantu Replay Operator melihat jika Diaz dalam posisi onside. Keduanya bercakap-cakap dan sepakat Diaz tidak offside karena memang masih berada di belakang bek terakhir lawan.

Sayang, akibat tidak fokus, England terlihat tidak tahu ataupun tidak ingat apa keputusan Hooper di atas lapangan sebelum meminta dirinya mengecek rekaman video. Akibatnya, jawaban yang ia berikan kepada Hooper justru mengonfirmasi jika Diaz memang offside alih-alih menyatakan sebaliknya.

Kepada Hooper, saat itu England mengatakan, "Check complete, check complete. That's fine, perfect. Off."

Menerima konfirmasi ini, Hooper meniup peluit dan mengisyaratkan kepada para pemain bahwa Diaz dinyatakan dalam posisi offside oleh VAR. Dengan demikian golnya tidak sah dan skor tetap 0-0.

Pertandingan kembali dilanjutkan. Spurs mendapatkan tendangan bebas dan balik menyerang pertahanan Liverpool.

Pada saat itulah Replay Operator menyatakan jika telah terjadi kesalahan. Ia memberi tahu England jika keputusan Hooper sebelumnya adalah offside.

Mulanya England tidak sadar telah melakukan kesalahan fatal. Setelah Replay Operator mengulangi keterangannya, barulah ia tahu apa yang terjadi.

Namun nasi sudah menjadi bubur. Ketika Manajer Operasi VAR Hub Oli Kohout meminta pertandingan dihentikan, England menyatakan dirinya tidak bisa melakukan apa-apa. Assistant VAR Dan Cook mengamini respons tersebut.

Yang terjadi kemudian seperti sudah kita ketahui bersama. Liverpool meninggalkan London dengan membawa kekalahan 1-2.

Terhalang Laws of the Game

Banyak yang bertanya-tanya, mengapa seruan Kohout untuk menghentikan pertandingan dan mengoreksi keputusan wasit tidak dituruti England selaku VAR?

Jawabannya terletak pada Laws of the Game, 'kitab suci' yang mengatur permainan sepak bola sedunia. Satu-satunya aturan baku yang diakui FIFA dan harus ditaati oleh seluruh asosiasi di bawah naungannya.

Pada Laws 5 tentang wasit pertandingan, dinyatakan bahwa wasit tidak bisa mengubah keputusan jika pertandingan telah dimulai kembali. Baik ia sendiri yang menyadari keputusannya keliru maupun atas saran dari ofisial pertandingan lain.

Hal inilah yang, agaknya, jadi pertimbangan England. Selaku VAR ia memang punya wewenang memberi saran maupun mengoreksi keputusan Hooper di atas lapangan, tetapi pertandingan sudah terlanjur dimulai kembali.

Mengacu pada Laws of the Game, Hooper tidak boleh dan tidak bisa mengubah keputusannya yang telah menyatakan gol Diaz tidak sah. Maka, dapat dimaklumi jika England tidak menuruti Kohout yang terus meminta pertandingan dihentikan.

"I can't do anything, I can't do anything." Demikian jawab England pada Kohout ketika itu, sebagaimana ditranskip BBC.

Pendek kata, England memang layak dinyatakan bersalah dalam kejadian ini. Letak kesalahannya adalah terlupa pada apa yang Hooper putuskan sebelumnya, sehingga alih-alih menganulir ia malah memberi konfirmasi.

Namun demikian PGMOL membenarkan tindakan lanjutan England yang tidak mengintervensi keputusan Hooper sekalipun menyadari telah terjadi kekeliruan. Mereka tahu Laws of the Game tidak memungkinkan hal tersebut dilakukan.

PGMOL sudah menjatuhkan sanksi kepada England dan juga Cook. Keduanya dibebas-tugaskan untuk sementara waktu pada pertandingan pekan depan.

Sementara Hooper bebas dari hukuman. Ia dijadwalkan bertindak sebagai VAR pada laga Everton vs Bournemouth akhir pekan mendatang.

LFC sendiri mengatakan sedang mencari kemungkinan apa langkah lanjutan yang bisa diambil. Sedangkan Klopp berkata pertandingan ulang adalah opsi terbaik jika memang itu dimungkinkan.

Sayangnya, di Premier League belum pernah terjadi replay untuk kasus demikian. Jika menuruti aturan, hal tersebut tidak akan mungkin terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun