Pada Laws 5 tentang wasit pertandingan, dinyatakan bahwa wasit tidak bisa mengubah keputusan jika pertandingan telah dimulai kembali. Baik ia sendiri yang menyadari keputusannya keliru maupun atas saran dari ofisial pertandingan lain.
Hal inilah yang, agaknya, jadi pertimbangan England. Selaku VAR ia memang punya wewenang memberi saran maupun mengoreksi keputusan Hooper di atas lapangan, tetapi pertandingan sudah terlanjur dimulai kembali.
Mengacu pada Laws of the Game, Hooper tidak boleh dan tidak bisa mengubah keputusannya yang telah menyatakan gol Diaz tidak sah. Maka, dapat dimaklumi jika England tidak menuruti Kohout yang terus meminta pertandingan dihentikan.
"I can't do anything, I can't do anything." Demikian jawab England pada Kohout ketika itu, sebagaimana ditranskip BBC.
Pendek kata, England memang layak dinyatakan bersalah dalam kejadian ini. Letak kesalahannya adalah terlupa pada apa yang Hooper putuskan sebelumnya, sehingga alih-alih menganulir ia malah memberi konfirmasi.
Namun demikian PGMOL membenarkan tindakan lanjutan England yang tidak mengintervensi keputusan Hooper sekalipun menyadari telah terjadi kekeliruan. Mereka tahu Laws of the Game tidak memungkinkan hal tersebut dilakukan.
PGMOL sudah menjatuhkan sanksi kepada England dan juga Cook. Keduanya dibebas-tugaskan untuk sementara waktu pada pertandingan pekan depan.
Sementara Hooper bebas dari hukuman. Ia dijadwalkan bertindak sebagai VAR pada laga Everton vs Bournemouth akhir pekan mendatang.
LFC sendiri mengatakan sedang mencari kemungkinan apa langkah lanjutan yang bisa diambil. Sedangkan Klopp berkata pertandingan ulang adalah opsi terbaik jika memang itu dimungkinkan.
Sayangnya, di Premier League belum pernah terjadi replay untuk kasus demikian. Jika menuruti aturan, hal tersebut tidak akan mungkin terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H