Harapan tersebut sudah tak mungkin diwujudkan oleh Indonesia U-20. Hokky Caraka, dkk. sudah melakoni putaran final Piala Asia U-20 di Uzbekistan pada Maret 2023 lalu.
Hasilnya tidak memuaskan, di mana Indonesia gagal melaju ke fase gugur setelah hanya bisa menduduki peringkat ketiga Grup A. Kalah saing dari tuan rumah Uzbekistan dan Irak.
Maka, harapan itu kini saya gantungkan pada timnas senior dan Indonesia U-23. Tim senior akan beraksi lebih dahulu pada Januari-Februari 2024, disusul tim U-23 pada April-Mei 2024.
Untuk tim U-23, saya tidak berharap terlalu tinggi mengingat turnamen tahun depan adalah partisipasi pertama bagi mereka. Mereka debutant.
Asalkan tidak menjadi juru kunci grup saja sudah sangat bagus menurut saya. Namun kalau ternyata diberi kejutan dengan pencapaian lebih dari itu, siapa yang bakal menolak?
Sejarah Baru Lagi?
Adapun untuk tim senior, tuntutan saya jauh lebih tinggi. Saya berharap Shin Tae-yong kembali mencatatkan sejarah baru. Kembali menghadirkan capaian yang belum pernah digapai sebelumnya.
Dalam partisipasi debut pada Piala Asia 1996, Indonesia langsung menghadirkan gebrakan. Kuwait yang datang ke turnamen dengan status juara Piala Teluk ditahan imbang 2-2.
Lalu pada Piala Asia 2000, Indonesia kembali menahan imbang Kuwait untuk mendapatkan satu-satunya poin di turnamen. Namun kali ini Tim Garuda sama sekali tidak mampu mencetak gol.
Tahun 2004, Indonesia menorehkan rekor baru dengan meraih kemenangan pertama di Piala Asia. Qatar yang jadi korban sejarah baru Tim Garuda kala itu.
Indonesia yang dilatih Ivan Kolev bahkan berpeluang melaju ke fase knock-out sebagai runner-up grup. Sayang, hanya butuh tambahan satu poin ketika melawan Bahrain di laga pamungkas, Bambang Pamungkas, dkk. justru kalah.
Di Piala Asia 2007, catatan satu kemenangan bertahan. Kali ini korbannya Bahrain di partai pembuka Grup D.