Ketika menjamu Juventus di St. James' Park pada laga keempat, Newcastle menang tipis 1-0. Kemenangan ini diikuti dengan hasil positif pula kala menjamu Dinamo, skornya 2-1.
Hasil-hasil tersebut membuat konstelasi persaingan di Grup E berjalan seru. Semua keempat tim masih berpeluang lolos ke fase berikutnya jelang partai pamungkas. Tak heran bila kesemuanya tampil mati-matian demi mengamankan tiket.
Newcastle menjalani partai terakhir di kandang Feyenoord. Sempat unggul dua gol, lalu tim tuan rumah juga sempat menyamakan skor menjadi 2-2, laga berakhir dramatis ketika gol kedua Craig Bellamy pada masa injury time memenangkan The Magpies.
Finish sebagai runner-up Grup E, Newcastle pun melaju ke fase grup putaran kedua. Sayang, kali ini ada dua lawan berat yang sulit ditandingi oleh Alan Shearer, cs.: FC Barcelona dan Inter Milan.
Newcastle hanya bisa menang atas Bayer Leverkusen, yang kemudian menjadi penghuni dasar klasemen. Sedangkan tim asuhan Sir Bobby Robson harus puas duduk di peringkat tiga sehingga ikut tersingkir pula.
Ulangan 21 Tahun Lalu?
Itulah gambaran sepak terjang Newcastle United dalam partisipasi terakhir mereka di Liga Champions. Sempat mengejutkan, tetapi pada akhirnya mentok.
Menarik menantikan capaian mereka dalam keikutsertaan musim ini. Akankah lebih baik atau sekadar ulangan 'prestasi' 21 tahun lalu?
Menurut saya, target paling realistis buat Newcastle kali ini adalah finish di peringkat ketiga klasemen akhir Grup F, lalu pindah kompetisi ke Europa League.
Sekali lagi bukan bermaksud meremehkan, tetapi level Newcastle memang baru sebatas itu. Lagi-lagi ini menurut saya, ya.
Selain faktor rekam jejak 21 tahun lalu, hasil-hasil terbaru Newcastle di liga juga terlihat kurang meyakinkan. The Magpies baru saja mencatatkan dua kekalahan beruntun, masing-masing 0-1 dari Manchester City dan 1-2 dari Liverpool.