Di final Piala AFF 2020, misalnya, rataan usia skuat Indonesia itu hanya 23,8 tahun. Tergolong yang paling muda di antara empat semifinalis. Lebih muda dari rataan usia pada pemain Thailand yang menjadi lawan di final, yakni 27,1 tahun.
Skuat Thailand di Piala AFF 2020 berisi pemain-pemain berpengalaman. Ada Chanathip Songkrasin dan Teerathon Bunmathan di dalamnya. Kedua senior tersebut merumput di Liga Jepang kala itu.
Sementara Indonesia, pelatih Shin Tae-yong lebih mengandalkan pemain-pemain muda. Indonesia di Piala AFF 2020 itu timnas senior rasa tim U23.
Kalau kemudian Indonesia dipermak Thailand di final, jadi bahan olok-olok netizen Malaysia menyusul skor telak 0-4 di leg pertama, ya wajar saja. Para pemain kita waktu itu kalah segala-galanya dibandingkan Thailand.
Drama Sad Ending
Memang betul, di final Kejuaraan AFF U23 semalam faktor usia dan pengalaman tidak bisa dijadikan alasan lagi. Namun jika mengingat drama yang sempat terjadi jelang keberangkatan tim ini ke Rayong, bisa menembus final sudah merupakan satu capaian luar biasa.
Bayangkan saja, dengan skuat tipis dan kemudian dihantam badai cedera pula, Shin Tae-yong masih bisa memanfaatkan materi pemainnya--yang sebetulnya terbilang pas-pasan--untuk memaksa Vietnam bermain imbang hingga babak adu penalti!
Meski para pemain Garuda Muda gagal mencetak gol ke gawang lawan, mereka juga sukses meredam agresivitas para penyerang Vietnam. Bayangkan, tim ala kadarnya ini bisa mengimbangi juara bertahan hingga 120 menit lebih!
Kalau-kalau sudah lupa, ini tim yang sama dengan yang dikalahkan Malaysia di awal turnamen. Tim yang kerepotan menghadapi Timor Leste. Tim yang untuk lolos ke semifinal saja harus menunggu hasil pertandingan lain. Bukan cuma satu, tapi tiga pertandingan!
Mengingat drama yang ia hadapi saat menyusun tim, tak heran jika Shin Tae-yong tidak menargetkan apa-apa di kejuaraan ini. Ia bilang, turnamen ini hanyalah pemanasan untuk Kualifikasi Piala Asia U23 bulan depan.
Kalau dari tidak ada target apa-apa kemudian malah ke final, bukankah itu sebuah hasil yang patut diapresiasi? Kalau dari mulanya tampil amburadul di dua pertandingan awal, lalu malah mengalahkan tuan rumah dan merepotkan tim yang keluar sebagai juara, bukankah itu juga sebuah pencapaian? Sesuatu yang patut dihargai?