Kebangkitan Curacao baru mulai terjadi sejak berhasil menjuarai Piala Karibia 2017. Ini kompetisi yang diadakan Caribbean Football Union (CFU), subkonfederasi di bawah CONCACAF. Kalau di sini sama seperti AFF yang di bawah AFC.
Nah, jadi semakin relevan dengan Indonesia, bukan? Kegagalan dari Vietnam kemarin membuat Indonesia semakin lama menunggu hadirnya gelar juara Piala AFF.
Sebagai juara Piala Karibia 2017, Curacao berhak lolos ke putaran final Gold Cup. Itulah penampilan debut bagi La Pantera Azul di turnamen besar sebagai sebuah tim bernama Curacao.
Mulai saat itu prestasi Curacao memang melesat bak meteor. Mereka kembali menembus Gold Cup pada 2019 dan 2021. Bahkan di edisi 2019 Leandro Bacuna, cs. menorehkan kejutan dengan mengalahkan tim-tim unggulan dan melaju hingga perempatfinal.
Kegemilangan di Gold Cup 2019 menguntungkan Curacao dalam Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona CONCACAF. Saat proses drawing, negara mini tersebut menyempil di antara 8 anggota CONCACAF yang pernah tampil di Piala Dunia. Berada tepat di atas Panama yang adalah kontestan Piala Dunia 2018.
Sayang, setelah menjadi tim paling produktif dan tak pernah kalah di putaran pertama, langkah Curacao terhenti di putaran kedua. Coba tebak, siapa yang menyingkirkan tim asuhan Bicentini waktu itu? Panama.
Curacao memang gagal mencapai target lolos ke Piala Dunia 2022. Namun perkembangan dalam 5 tahun terakhir telah menempatkan mereka di jajaran elite CONCACAF.
Tim berseragam biru-biru tersebut bukan lagi 'pupuk bawang'. Curacao telah berubah menjadi satu tim yang diperhitungkan di zonanya. Baik di level Karibia maupun CONCACAF.
Contoh bagi PSSI
Inilah yang musti dipelajari PSSI dari FFK. Bagaimana caranya membangun sebuah tim yang mulanya lebih banyak berkutat di kualifikasi, seperti timnas kesayangan kita, menjadi langganan turnamen besar.
Timnas Indonesia sendiri bukanlah langganan Piala Asia. Turnamen ini sudah berlangsung sebanyak 17 kali sejak 1956, tetapi Tim Garuda hanya berpartisipasi 4 kali. Itupun salah satunya sebagai tuan rumah, yakni Piala Asia 2007.
Setelah itu, Indonesia absen tiga kali berturut-turut. Gabungan dari penampilan buruk di kualifikasi dan kisruh internal PSSI yang menyebabkan sanksi FIFA turun. Baru tahun ini kita dapat merasakan atmosfer Piala Asia lagi.