Juventus baru bisa balas dendam pada Barcelona dua musim berselang, yakni di perempatfinal Liga Champions 2016/17. Mereka mengamuk di leg pertama dengan menang 3-0, lalu meraih hasil imbang 0-0 di Nou Camp pada leg kedua.
Usai mengalahkan AS Monaco dengan skor agregat 4-1 di semifinal, Juventus menantang Real Madrid di partai final. Final kedua di bawah arahan Allegri, final kedua dalam rentang tiga musim.
Sayang, Juventus seolah muncul di hadapan Madrid pada saat yang salah. Meski sempat mengimbangi jagoan La Liga itu di babak pertama, I Bianconerri kocar-kacir pada babak kedua. Madrid menambah tiga gol lagi untuk mengunci kemenangan jadi 4-1.
Itulah penampilan terakhir Juventus di final Liga Champions. Setelahnya mereka selalu terpental sebelum mencapai semifinal. Bahkan secara pencapaian mengalami penurunan dari musim ke musim.
Dua kali berturut-turut Juventus tersingkir di perempatfinal (2017/18 dan 2018/19), lalu tiga kali berturut-turut mentok di babak 16 besar (2019/20, 2020/21 dan 2021/22), sampai akhirnya musim ini bahkan tidak lolos dari fase grup.
Jika ada bayi yang lahir saat Vialli mengangkat trofi Liga Champions pada 22 Mei 1996, bayi tersebut telah berusia 26 tahun sekarang. Selama itu pulalah tifosi Juventus menantikan klub idola mereka kembali menjadi juara di level tertinggi Eropa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H