Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hidup Tanpa Sepak Bola a la Orang Niue

11 Oktober 2022   23:59 Diperbarui: 22 Oktober 2022   21:36 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: Getty Images/iStockphoto 

MENYUSUL Tragedi Kanjuruhan sepuluh hari lalu, banyak orang yang berkata lebih baik tidak ada sepak bola saja kalau isinya rusuh terus. Saya sangat setuju. Jadi, tolonglah jangan pernah terulang lagi, kecuali mau senasib dengan penduduk Niue.

Belum lama timnas Indonesia beruji coba dengan Curacao, sebuah negara mungil yang terletak di Lautan Karibia. Negara yang sebetulnya adalah konstituen Kerajaan Belanda.

Nah, Niue juga merupakan sebuah negara pulau nan mungil seperti Curacao itu. Bedanya, Niue tertelak di Samudera Pasifik bagian selatan, di antara segitiga Tonga, Samoa, dan Cook Islands. Kira-kira 2.400 kilometer (1.500 mil) di sebelah timur laut Selandia Baru.

Saya sebut mungil karena ukuran Niue memang benar-benar mini. Berupa sebuah pulau seluas 261 kilometer persegi. Tidak sampai separuhnya Singapura (728,6 km persegi), bahkan masih lebih kecil dari Curacao (444 km persegi).

Okelah, sebetulnya Nieu adalah semacam negara di dalam negara. Ini merupakan bagian dari Selandia Baru. Istilah bulenya self-governing state dengan status asosiasi bebas terhadap negara induknya tersebut.

Jadi, warga negara Niue adalah juga WN Selandia Baru. Sama-sama berkepala negara Raja Charles III sebagai Raja Semesta Selandia Baru cum Raja Britania Raya. Sama-sama "dipimpin" oleh Dame Cindy Kiro sebagai gubernur jenderal perwakilan Monarki Inggris.

Orang Niue kalau ke mana-mana, ya bawa paspor Selandia Baru. Kira-kira sama seperti Curacao dengan Kerajaan Belanda tadi, di mana orang Curacao adalah pemegang paspor Belanda juga.

Namun demikian Niue punya pemerintahan sendiri. Kepala pemerintahannya disebut sebagai Premier, kini dijabat oleh Dalton Tagelagi. Premier of Niue ini dibantu oleh seperangkat pejabat lain, lalu ada pula semacam dewan yang diisi oleh sederet komisioner.

Indonesia mengakui Nieu sebagai sebuah negara, dibuktikan dengan Credential yang diserahkan oleh Duta besar Indonesia untuk Selandia Baru, Fientje Suebu, kepada Dalton Tagelagi dalam sebuah pertemuan di Kedutaan Besar Indonesia di Wellington pada 19 Juli 2022 (sumber).

Hanya Tanding 2 Kali

Sama halnya Curacao pula, Nieu juga sempat punya federasi sepak bola sendiri lengkap dengan timnasnya. Timnas Nieu di bawah panji-panji Niue Island Soccer Association (NISA) pernah tampil di ajang internasional.

Sayang, semua itu hanya tinggal cerita masa lalu. Timnas Niue hanya pernah mentas dua kali saja sepanjang sejarahnya, lalu setelah itu tidak pernah terdengar lagi sampai sekarang.

Kedua penampilan Niue tersebut juga sudah berlalu sangat lama, yakni pada tahun 1983. Dalam event sepak bola negara-negara Pasifik Selatan bertajuk South Pasific Games yang dihelat di Samoa Barat (kini dikenal sebagai Samoa saja).

Dalam ajang itu Niue tergabung di Grup B bersama Tahiti, Papua Nugini, dan Kepulauan Mariana Utara. Namun kemudian Kepulauan Mariana Utara mengundurkan diri, sehingga Grup B hanya berisi tiga kontestan.

Debut timnas Niue terjadi pada 20 Agustus 1983, di mana mereka melawan Tahiti yang adalah tim terkuat di grup. Pertandingan bersejarah tersebut berakhir dengan kekalahan telak 0-14. Ya, jadi mengingatkan pada skor Indonesia U17 versus Guam.

Dua hari berselang, Niue menantang Papua Nugini sebagai laga terakhir fase grup. Lagi-lagi mereka menelan kekalahan, malah kali ini skornya lebih besar dari sebelumnya: 0-19.

Alhasil, Niue berakhir sebagai juru kunci Grup B dengan rekor gol 0-33. Sedangkan Tahiti yang mengalahkan Papua Nugini 2-1 menjuarai Grup B dan melaju ke fase berikutnya.

Jika Niue langsung angkat koper, Tahiti menantang tuan rumah Samoa Barat. Tahiti bahkan terus melangkah sampai partai final dan keluar sebagai juara usai mengalahkan Fiji 1-0.

Sejak partisipasi di South Pasific Games edisi 1983, timnas Niue menghilang dari blantika sepak bola dunia. Bahkan juga di kawasan Pasifik dan kemudian Oseania. Nama Niue tidak pernah muncul lagi, setidaknya sampai saya menuliskan kalimat ini.

Tidak kepengin kan, timnas Indonesia menghilang seperti itu? Bayangkan deh, bagaimana tidak enaknya sewaktu timnas Indonesia tidak boleh main di mana-mana karena kena sanksi FIFA pada 2015 lalu.

Ganti Federasi

Setelah timnas Niue menghilang dari peredaran, selanjutnya giliran liga lokal (Niue Soccer Tournament) yang tidak berjalan dengan baik. Padahal dalam periode 2006-2021, NISA tercatat sebagai associate member Oceania Football Confederation (OFC).

Biasanya, dari status associate member lama-lama sebuah negara akan naik tingkat menjadi anggota tetap. Namun malah sepak bola Niue tidak aktif selama setidaknya satu dekade alias 10 tahun. Agaknya orang Niue lebih senang bermain rugby ketimbang sepak bola.

NISA seakan-akan, seperti kata pepatah, hidup segan tetapi mati pun tak mau. Maka OFC pun mengambil sikap tegas, menendang keluar NISA dari posisinya sebagai associate member per Maret 2021 (sumber).

Pada akhirnya NISA benar-benar mati pada 2021, kira-kira bersamaan dengan keluarmya pernyataan OFC bahwa keanggotaan Niue dihapus. Lantas muncul satu federasi baru bernama Niue Football Association (NFA) sebagai ganti.

Kemunculan NFA ditandai dengan penyelenggaraan sebuah kompetisi seven-a-side football yang hingga kini masih berjalan (sumber). Eks presiden NISA, Deve Talagi, duduk sebagai koordinator federasi baru ini.

NFA bergerak cepat dengan mengaktifkan kembali sepak bola di Niue. Sebuah misi yang tidak mudah, mengingat penduduk negara mini tersebut hanyalah sekitar 1.651 jiwa pada tahun ini menurut Worldometers.info.

Itupun menurut sensus resmi pemerintah Selandia Baru pada 2006, antara 90% sampai 95% orang Niue tinggal di Selandia Baru. Kalau hitung-hitungan saya tidak keliru, itu artinya yang ada di Pulau Niue sana hanya sekitar 82 hingga 165 orang (5%-10% dari total populasinya yang 1.651 jiwa tadi).

Menarik dinantikan apa gebrakan yang akan dibuat NFA dalam menghadapi tantangan tersebut. Sebuah kebalikan dari tantangan PSSI yang hingga kini kesulitan meraih prestasi di tingkat dunia padahal punya "stok" 270-an juta jiwa.

Saya sendiri ikut senang jika kelak timnas Niue kembali aktif seperti di tahun 1983. Mana tahu nanti mau diajak beruji coba melawan Indonesia, seperti tetangganya Vanuatu pernah datang ke Jakarta pada 2019.

Lumayan kan, buat tambah-tambah poin :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun