Bukan apa-apa. Di atas Hong Kong ada Turkmenistan (24 AFC/135 FIFA) dan Filipina (23/134). Meskipun keduanya tak lolos Piala Asia 2023, tetapi selisih jarak dengan Indonesia terlalu jauh. Apatah lagi terhadap Korea Utara (22/112) dan Thailand (21/111).
Fokus Piala Asia
Karena itulah saya sampaikan di tulisan sebelumnya, rugi besar kalau PSSI mementaskan timnas semata-mata dengan tujuan push rank. Lebih-lebih kalau berkhayal bisa pindah ke cawan 3 demi mendapat hasil undian lebih menguntungkan di Piala Asia 2023. Maupun demi langsung masuk putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Para pengurus PSSI musti mengubah target, juga mindset di dalam kepala mereka. Alih-alih push rank dengan memilih lawan tanding semodel Curacao, lebih baik mencari tim yang dapat benar-benar menguji timnas sehingga performa permainan Fachrudin Aryanto, dkk. meningkat.
Amati tim-tim terkuat di Piala Asia 2023 yang kemungkinan bakal satu grup dengan Indonesia. Lalu cari calon lawan uji coba dengan karakter permainan serta postur tubuh yang mirip dengan tim-tim itu.
Kalah atau menang tidak jadi masalah. Masa bodoh dengan FIFA Ranking. Target utamanya adalah para pemain timnas jadi kian matang baik secara emosi maupun teknik ketika menghadapi tim yang lebih kuat.
Jika timnas kuat dan matang, siapapun lawan yang bakal satu grup di Piala Asia 2023--juga di Kualifikasi Piala Dunia 2026--tak akan membuat gentar. Toh, Indonesia punya sejarah bagus di ajang ini.
Lihat lagi rekor timnas Indonesia selama berpartisipasi di Piala Asia sejak edisi 1996. Tim Garuda selalu tampil mengejutkan dengan menahan dan bahkan menekuk lawan-lawan berperingkat lebih tinggi.
Diawali dengan menahan imbang Kuwait 2-2 di Piala Asia 1996 yang merupakan partisipasi debut. Padahal saat itu Kuwait berstatus juara Piala Teluk. Kemudian meraih kemenangan pertama pada Piala Asia 2004, dengan menekuk Qatar 2-1.
Jadi, alih-alih push rank ataupun mengejar kemenangan dalam friendly match, sebaiknya PSSI berorientasi pada peningkatan kualitas permainan timnas. Tandingkan mereka dengan lawan-lawan yang pas agar para pemain matang dan kuat saat bertarung di Piala Asia 2023.
Lagi pula, pilihan ini malah seperti pepatah "sekali mendayung dua pulau terlampaui". Dengan tampil bagus di Piala Asia 2023, bukankah peringkat Indonesia secara otomatis bakal melejit juga?
Bagaimana, Pak Iwan dan Pak Iwan?