Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Curacao, "Tim Meteor" dari Lautan Karibia

24 September 2022   17:02 Diperbarui: 24 September 2022   17:16 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boro-boro Gold Cup, wong di level Caribbean Football Union (CFU)--yang adalah subkonfederasi selevel AFF--saja timnas Curacao lebih sering absen. Sejak turnamen masih bernama CFU Championship, Curacao hanya turut serta 4 kali dari 24 edisi.

Selekshon di Futbol Korsou hanya punya taji di ajang ABCS Tournament, yaitu turnamen tahunan antarnegara eks jajahan Belanda. Kontestannya cuma empat, yang awalan nama-namanya digabung menjadi nama turnamen: Aruba, Bonaire, Curacao dan Suriname.

Lesatan prestasi mulai terjadi sejak pergantian dari Kluivert ke Bicentini. Begitu pelatih kelahiran Nijmegen tersebut menakhodai tim, rentetan hasil mentereng mulai diperoleh Curacao.

Fans sepak bola Curacao bahkan tidak perlu menunggu lama-lama. Dalam tempo setahun saja Bicentini sudah mempersembahkan gelar pertama bagi negara mini tersebut, yakni juara Piala Karibia 2017 usai mengalahkan Jamaika di partai final.

Kesuksesan di Piala Karibia 2017 tersebut memberi tiket lolos otomatis ke putaran final Gold Cup 2017. Ini menjadi debut Curacao di kompetisi level konfederasi. Tentu saja para pejabat Federashon Fotbal Korsou (FFK), PSSI-nya Curacao, senang bukan main.

Mungkin ada yang berkomentar Curacao hanyalah beruntung bisa lolos ke Gold Cup tahun itu. Namun Bicentini membalasnya dengan kelolosan untuk kali kedua berturut-turut pada 2019.

Malah Curacao mencatatkan prestasi mengejutkan di Gold Cup 2019. Mereka menduduki peringkat dua klasemen akhir di fase grup, sehingga berhak melaju ke perempatfinal.

Sayang, La Familia Azul langsung berhadapan dengan tim kuat Amerika Serikat. Tak ada lagi kejutan yang mereka buat di hadapan AS. Namun skor akhir pertandingan tersebut tetap menuai pujian, sebab Curacao hanya kalah tipis 0-1.

Gagal di Gold Cup, Bicentini mempersembahkan gelar juara di luar konfederasi. Tampil sebagai pengganti El Salvador di Piala Raja Thailand 2019--sedangkan El Salvador sebelumnya menggantikan Tiongkok, Curacao keluar sebagai juara.

Setelah menekuk India 3-1, Curacao menaklukkan Vietnam melalui adu penalti di partai final. Langsung juara di kesempatan pertama mengikuti Piala Raja Thailand.

Bicentini memang sempat meninggalkan Curacao pada 2020, menyusul perselisihan dengan pengurus FFK. Namun usai mengantar Kanada ke putaran final Piala Dunia 2022, eks bek tengah NEC Nijmegen ini balik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun