Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Remko Bicentini, Rela Melepas Piala Dunia 2022 demi Melatih Curacao

23 September 2022   23:59 Diperbarui: 24 September 2022   00:56 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Keuntungan besar bagi saya adalah bahwa saya berkesempatan bekerja di bawah tiga pelatih timnas sebelumnya sejak 2007, sebelum saya ditunjuk menjadi pelatih kepala pada 2016," ujar Bicentini pada laman resmi Concacaf.

"Saya melihat ketiga pelatih sebelumnya memiliki gaya sendiri-sendiri dan saya juga sudah belajar untuk mempertahankan gaya sendiri. Sepanjang periode 2007-2016 saya mempelajari apa saja yang mempengaruhi kesuksesan seseorang sebagai pelatih timnas dan mana yang tidak," tambah Bicentini.

Ketika target membawa ke Piala Dunia 2022 gagal tercapai, Bicentini didepak oleh FFK yang mengangkat Guus Hiddink sebagai pelatih baru Curacao. Pecah perselisihan karena Bicentini enggan menerima paket kompensasi yang diberikan FFK.

Konflik antara Bicentini dan FFK inilah yang membuat Hiddink tak mau memperpanjang tenurnya sebagai pelatih timnas. Namun sebagai gantinya Hiddink ditunjuk sebagai direktur teknik FFK. Posisi yang malah lebih tinggi.

FFK kemudian memanggil Kluivert sebagai caretaker, sebelum menunjuk Art Langeler sebagai pengampu tugas pelatih timnas. Akan tetapi Langeler hanya memimpin Curacao selama 3 pertandingan dan setelah itu dipecat. Bersamaan dengan itu, kontrak Hiddink sebagai direktur teknik juga diputus.

Sementara Bicentini menerima tawaran dari federasi sepak bola Kanada pada Februari 2021. Dia rela 'turun pangkat' menjadi asisten bagi John Herdman yang berusia jauh lebih muda darinya.

Pada 27 Maret 2022, Kanada memastikan satu tiket ke Qatar. Menariknya, alih-alih tetap bertahan hingga kompetisi terakbar sejagat itu bergulir, Bicentini malah memutuskan kembali ke Curacao pada 14 Agustus lalu.

Entahlah, apa yang bagi Bicentini sangat menarik dari Curacao, sampai-sampai dia rela melepas peluang merasakan atmosfer Piala Dunia. Kesempatan yang sudah berada tepat di depan matanya.

Wahai para wartawan olah raga nasional yang nanti meliput laga Indonesia vs Curacao, adakah dari kalian yang berminat mengajukan pertanyaan saya ini langsung pada Bicentini?

Referensi: Concacaf.com 1, Concacaf.com 2, Bangkok Post, Wikipedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun