Mengutip laman resmi kerajaan, lagu God Save The King pertama kali diperdengarkan kepada khalayak pada September 1745. Artinya, lagu God Save The King telah berusia ratusan tahun dan mulai dipergunakan secara luas ketika Raja George II (1727-1760) bertakhta.
Sayang, siapa komposer serta pencipta liriknya tidak terlacak. Lagu ini dianggap sebagai lagu rakyat Inggris dan memiliki beberapa versi, sebelum kemudian "dibakukan" menjadi seperti yang kita dengar sampai sekarang.
Namun demikian ada dugaan jika lagu ini sudah dibuat pada masa Raja George I (1414-1427). Anggapan yang bisa jadi benar, mengingat George I adalah penguasa laki-laki pertama di era bersatunya Inggris dan Skotlandia membentuk Kerajaan Britania Raya dan Irlandia.
Entah apakah dibuat di masa George I atau George II, yang jelas lagu ini ditujukan sebagai sebuah pujian bagi Sang Raja. Karena itu liriknya dimulai dengan ungkapan "God save great George, our King".
Versi asli tersebut tetap dipertahankan meski Raja George II mangkat pada 25 Oktober 1760. Alasannya, raja-raja yang meneruskan tampuk kekuasaan sama-sama bernama asli sekaligus memakai nama takhta George, yakni George III (1760-1820) dan George IV (1820-1830).
Terus Menyesuaikan
Barulah ketika Raja George IV mangkat pada 26 Juni 1830, terjadi perubahan pertama pada lirik lagu God Save The King. Pasalnya, adik mendiang Raja George IV yang meneruskan kekuasaan memakai nama takhta berbeda.
Nama asli raja penerus Raja George IV tersebut adalah William Henry. Saat kemudian dikukuhkan sebagai pengganti sang kakak memimpin kerajaan, beliau memakai gelar William IV.
Karena rajanya tidak lagi bernama George, lirik "God save great George, our King" diganti menjadi "God save our gracious, our King". Frasa "great George" diganti menjadi "our gracious" agar sesuai dengan raja-raja yang tidak bernama George seperti Raja William IV.
Versi ini bertahan hingga Raja William IV berpulang pada 20 June 1837. Karena mendiang raja tak punya anak resmi yang diakui kerajaan, sementara saudara-saudaranya sudah mendahului wafat, maka hak atas takhta jatuh pada keponakannya yang bernama Alexandrina Victoria.
Ratu Victoria menjadi penguasa perempuan kedua di era Britania Raya. Seiring dengan naiknya Sang Ratu, lagu resmi kerajaan sekali lagi mengalami perubahan. Namun tidak banyak, hanya mengubah kata "king" di sepanjang lagu menjadi "queen". Juga kata ganti laki-laki "him" menjadi "her".
Sejarah lantas mencatat Ratu Victoria sebagai penguasa terlama sepanjang sejarah. Dinobatkan sebagai Ratu Britania Raya dan Irlandia pada usia 18 tahun, Sang Ratu menduduki takhta hingga 63 tahun 7 bulan lamanya.