Meski merasa dongkol atas ulah Dahan, Domenech tetap berpikir positif. Usai pertandingan dia menyatakan bahwa sikap mereka sebelum pertandingan adalah bentuk kepedulian terhadap kondisi Chirac.
"Setelah kejadian tersebut, harus diterima bahwa kami sempat dijebak oleh seseorang yang menganggap hal semacam itu adalah sesuatu yang lucu," kata Domenech pada awak media.
Lain Domenech, lain pula tanggapan Gregory Coupet. Kiper Le Bleus ini tidak suka dikerjai dan mengecam keras ulah Dahan.
"Ini sebuah skandal. Saya pikir perbuatan tersebut adalah sebuah skandal karena mempermainkan kesehatan seseorang. Terlebih orang tersebut adalah seorang pemimpin negara," ujar Coupet saat itu, seperti diberitakan Reuters.
Coupet lantas bercerita, "Sore hari sebelum pertandingan, Raymond (Domenech) mengatakan kepada kami bahwa Presiden meneleponnya pagi hari dan meminta kami melakukan hal tersebut (meletakkan tangan di atas dada selama dikumandangkannya lagu kebangsaan, pen.). Berita itu memberikan hal positif bagi kami, karena dapat membuat kami lebih berkonsentrasi pada pertandingan.
"Tapi saya pikir bukanlah hal yang lucu untuk mempermainkan orang yang memiliki kedudukan penting dan juga tim nasional. Kami benar-benar menyangka Presiden menelepon kami. Bagi kami, adalah hal yang wajar melakukan sikap yang diminta Presiden. Kami tidak mungkin mempertanyakan permintaan tersebut," tambah Coupet.
Coupet dan juga pemain lain memang pantas merasa dilecehkan. Namun setidaknya mereka mesti bersyukur, sebab ulah Dahan tersebut membuat semangat bertanding mereka jadi berlipat ganda.
Itu baru ditelepon presiden gadungan. Bayangkan kalau yang waktu itu menelepon presiden betulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H