Dalam pembicaraan yang disiarkan langsung melalui radio show bertajuk "Live from Planet Plukon" tersebut, Dahan juga meminta sesuatu pada Zidane dan rekan-rekan setimnya. Sebuah permintaan yang dikatakannya sebagai bentuk patriotisme para pemain timnas sebagai warga negara Prancis.
"Bolehkah saya mengajukan satu permintaan?" kata Dahan waktu itu, dengan logat dan suara yang dibuat sepersis mungkin dengan Chirac.
"Oui, bien sur, Monsieur Le President (Ya, tentu saja, Bapak Presiden)," jawab Zidane penuh rasa hormat di seberang telepon.
"Saya akan merasa sangat bangga sekali jika kalian mau meletakkan tangan di atas dada masing-masing pada saat La Marseillase (lagu kebangsaan Prancis, pen.) berkumandang," lanjut Dahan, dengan nada meyakinkan.
Satu permintaan mudah, batin Zidane. Maka tanpa pikir panjang dia pun langsung mengiyakan saja. Selama ini memang jarang-jarang para pemain timnas Prancis, yang rata-rata keturunan imigran asal Afrika, melakukan hal demikian ketika lagu kebangsaan diputar.
"Kami akan melakukannya, Bapak Presiden," jawab Zidane dengan nada yang tak kalah meyakinkan.
Kurang-lebih begitulah percakapannya. Kalau mau mendengarkan versi yang asli, silakan simak pada video YouTube di bawah ini.
Di atas lapangan, menjelang pertandingan Zidane, dkk. benar-benar memenuhi permintaan tersebut. Ketika lagu kebangsaan Prancis terdengar, serentak seluruh awak Le Bleus---termasuk yang ada di bangku cadangan---meletakkan tangan di atas dada masing-masing dengan khidmat hingga La Marseillase usai berkumandang.
Seusai pertandingan, barulah Zidane dan Domenech tahu kalau mereka telah dikerjai seorang pria iseng. Mereka paham siapa Dahan yang memang suka mencari sensasi untuk mengisi acara radionya.
Chirac asli yang waktu itu berusia 72 tahun tidak mungkin menelepon. Sebab ternyata Sang Presiden tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit militer Paris akibat gangguan pernapasan.