Karena itu, jadi menarik menantikan seberapa jauh juara Israel Premier League 2021/22 ini sanggup bertahan. Akankah mengulangi pencapaian di Liga Champions 2002/03, ketika klub berseragam hijau ini mencatatkan diri sebagai klub Israel pertama yang sukses menembus fase grup?
Pada waktu itu, Haifa membuat kejutan besar dengan mengalahkan Manchester United di fase grup. Bukan sekadar menang dengan selisih gol tipis, malahan skornya terhitung telak: 3-0.
Ingat, Manchester United di tahun-tahun itu adalah salah satu klub terkuat Eropa yang menguasai Inggris. Diperkuat Class of '92 dan ditangani manajer bertangan dingiin Sir Alex Ferguson CBE, Setan Merah adalah langganan juara Premier League.
Selain mengalahkan Man. United, Haifa juga membabat Olympiacos Piraeus yang adalah jagoan Yunani. Skornya sama seperti yang mereka catatkan saat menekuk MU, yakni tiga gol tanpa balas.
Sayang, kejutan saja tidak cukup untuk mengantar ke fase gugur. Haifa finish di posisi ketiga klasemen akhir Grup F dengan 7 poin, sehingga ditransfer ke Europa League.
Haifa baru lolos lagi ke fase grup Liga Champions pada musim 2009/10. Namun kembali mereka hanya mentok di fase grup karena kalah bersaing dari Bayern Munich, Girondins de Bordeaux, dan Juventus. Malah kali ini membawa pulang satu rekor menyedihkan.
Alih-alih membuat kejutan seperti partisipasi sebelumnya, dalam kesempatan itu Haifa selalu kalah dari 6 partai. Lebih buruk dari itu, klub yang membesarkan nama Yossi Benayoun ini bahkan tidak bisa mencetak sebiji gol pun.
Alhasil, Haifa menjadi klub pertama sepanjang sejarah yang mengakhiri fase grup Liga Champions Eropa dengan perolehan 0 kemenangan, 0 poin, serta 0 gol.
Pejuang Kualifikasi
Musim ini adalah kali ketiga Haifa sukses melaju ke fase grup Liga Champions. Perjalanan panjang mereka tempuh sejak Babak Kualifikasi II. Menariknya, kelolosan mereka kembali melibatkan dua hal dari masa lalu: Olympiacos dan kejutan.
Di Kualifikasi II, hasil undian mempertemukan Haifa dengan Olympiacos yang memiliki nilai koefisien 5,8 kali lipat lebih banyak: 41.000. Seperti halnya 20 tahun lalu, banyak yang memprediksi klub Israel ini bakal keok.Â
Yang kemudian terjadi adalah kejutan. Tim asuhan Barak Bakhar justru menang dengan skor agregat telak, 5-1. Malah Haifa bisa mencetak 4 gol tanpa balas pada leg kedua yang berlangsung di kandang lawan.