Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Simpang Siur Regulasi Piala AFF U19 2022, Selisih Gol atau Head-To-Head?

10 Juli 2022   12:57 Diperbarui: 10 Juli 2022   22:51 5558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia U19 kala menghadapi Thailand, Rabu (6/7/2022) lalu. FOTO: Kompas.com/KRISTIANTO PURNOMO

KABAR tidak enak itu sudah saya ketahui sedari malam tadi. Di sela-sela mendengarkan takbir Idul Adha yang berkumandang dari musala dekat rumah, kening saya kontak mengernyit kala membaca berita: regulasi Piala AFF U19 2022 memakai sistem head-to-head, bukan selisih gol.

Tentu saja saya langsung merasa tak enak. Pasalnya, jika kabar yang beredar ini kelak terbukti benar, maka posisi timnas Indonesia berada di ujung tanduk. Mau menang 100-0 atas Myanmar sekalipun, Garuda Nusantara gagal melaju ke semifinal andai partai Vietnam vs Thailand berujung seri dengan gol (1-1, 2-2, 3-3, dan seterusnya).

Rasa tak enak kedua muncul karena saya (mungkin) telah salah memberi informasi. Sebab dalam dua artikel sebelumnya saya dengan sangat yakin menyatakan timnas Indonesia dijamin lolos andaikan menang atas Myanmar di laga terakhir, Minggu (10/7/2022) malam WIB nanti. Tak peduli apa pun hasil Vietnam vs Thailand.

Keyakinan tersebut bukannya tak berdasar. Sejak berdiri pada 31 Januari 1984, ASEAN Football Federation (AFF) selalu mendahulukan selisih gol dalam pemeringkatan klasemen bagi dua atau lebih tim yang berpoin sama. Jika poin dan selisih gol sama, maka penentuannya di produktivitas gol.

Apabila poin, selisih gol dan produktivitas masih sama juga, barulah penentuannya berdasarkan head-to-head di antara dua-tiga tim yang memiliki catatan sama persis tersebut.

Selama ini regulasi seperti itulah yang diberlakukan AFF pada semua kompetisi yang mereka gelar. Baik itu Piala AFF level senior--sejak masih bernama Piala Tiger hingga terakhir edisi 2020 yang digelar tahun lalu, maupun kejuaraan-kejuaraan lain di level usia lebih muda.

Aturan begitu juga yang selama ini diberlakukan pada Piala AFF U19. Hingga terakhir kali berlangsung pada 2019, sebelum terhenti dua kali akibat pandemi Covid-19, regulasi poin-selisih gol masih dipakai untuk menentukan urutan posisi dalam klasemen.

Pernah Diuntungkan

Timnas Indonesia Muda bahkan pernah mendapat "keuntungan" dari regulasi ini di Piala AFF U19 tahun 2017. Ketika itu poin akhir Garuda Nusantara sama persis dengan Myanmar dan Vietnam, yakni 9. Buah dari 3 kali menang, 0 seri dan sekali kalah.

Pembeda di antara ketiga tim tersebut hanyalah selisih gol. Di mana Indonesia tampil superior dengan selisih gol 15 (memasukkan 19, kebobolan 4), disusul Myanmar dengan surplus 14 gol (memasukkan 17, kebobolan 3), lalu Vietnam dengan catatan gol mirip Myanmar.

Ada pun kekalahan yang sama-sama hanya sekali mereka rasakan tersebut, didapat dari saling mengalahkan di antara ketiganya. Di mana Indonesia mengalahkan Myanmar 2-1, lalu Myanmar mengalahkan Vietnam 2-1 juga, dan Vietnam mengalahkan Indonesia dengan skor telak 3-0.

Jika waktu itu yang digunakan head-to-head antartim berpoin sama, Indonesia pasti tersisih.  Dengan sama-sama berpoin 3 dalam klasemen mini, hasil sekali menang dan sekali kalah, penentu berikutnya adalah selisih gol yang tercipta dalam pertandingan di antara ketiganya.

Pada faktor inilah Indonesia paling lemah. Waktu itu Indonesia hanya menang dengan skor 2-1 atas Myanmar, kemudian kalah 0-3 dari Vietnam. Timnas mencetak 2 gol, lalu kebobolan 4. Artinya, selisih golnya -2. Minus dua.

Sedangkan Myanmar selisih golnya 0, hasil dari menang 2-1 atas Vietnam dan kalah 1-2 dari Indonesia. Sedangkan Vietnam malah surplus 2 gol, sebab menang 3-0 atas Indonesia dan hanya kalah 1-2 dari Myanmar.

Dalam klasemen mini di antara Indonesia, Myanmar dan Vietnam,  maka Vietnam yang mengantungi poin 3 dan selisih gol +2 jadi pemuncak klasemen. Disusul Myanmar pada tempat kedua, dengan catatan poin 3 dan selisih gol 0. Adapun Indonesia tersingkir.

Ternyata waktu itu justru Indonesia yang menjadi pemuncak klasemen akhir Grup B Piala AFF U19 tahun 2017. Myanmar berada di posisi kedua dan menemani Indonesia lolos ke semifinal. Sedangkan Vietnam tersingkir.

Klasemen akhir Grup B Piala AFF U19 2017. Indonesia berada di peringkat 1 meski pernah dikalahkan Vietnam 0-3. GAMBAR: Screenshot Wikipedia
Klasemen akhir Grup B Piala AFF U19 2017. Indonesia berada di peringkat 1 meski pernah dikalahkan Vietnam 0-3. GAMBAR: Screenshot Wikipedia

Sekarang Berubah?

Fakta tersebut membuktikan jika regulasi Piala AFF U19 mendahulukan selisih gol di atas head-to-head. Inilah yang lantas membuat saya dengan yakin mengatakan Indonesia dijamin lolos ke semifinal andai mengalahkan Myanmar malam nanti. Apa pun hasil pertandingan di antara Vietnam dan Thailand sudah tidak relevan lagi.

Ternyata tadi malam terjadi sedikit kegaduhan karena ramai-ramai media nasional memberitakan hal berbeda. Mengutip ucapan seorang media officer PSSI, dikabarkan jika penentu urutan klasemen bagi dua-tiga tim berpoin sama adalah head-to-head.

Lebih lanjut dikabarkan, masih mengutip perkataan media officer PSSI tadi, Indonesia belum tentu lolos ke semifinal sekalipun menang atas Myanmar. Dengan kata lain, nasib Indonesia tergantung pada partai Vietnam vs Thailand.

Ini jelas bukan kabar baik bagi timnas Indonesia Muda. Di tengah kewajiban menang atas Myanmar, ternyata kelolosan ke semifinal masih harus bergantung pada pertandingan lain. Terasa tidak adil sekaligus pahit, tetapi jika memang sudah seperti itu aturannya, ya mau bagaimana lagi?

Namun untuk saat ini saya masih menunggu kepastian lebih lanjut. Jujur saja saya masih belum dapat 100% mempercayai kabar ini, sekalipun sudah diberitakan oleh sederet outlet media top nasional.

Masalahnya bagi saya, informasi terbaru ini berasal dari narasumber tunggal. Dalam kaidah jurnalistik, kadar validitas sebuah informasi bakal lebih kuat jika dapat di-crosscheck dengan sumber lain. Dalam hal ini yang belum saya lihat adalah lembar regulasi Piala AFF U19 2022.

Tambahan lagi, sosok media officer PSSI yang ucapannya dikutip media semalaman tadi memiliki rekam jejak kurang baik dalam hal menyampaikan informasi ke publik. Menurut penelusuran saya, si narasumber pernah setidaknya dua kali salah menyampaikan informasi terkait timnas via akun Twitter resmi PSSI (sumber).

Bagi sebagian orang mungkin sekadar salah tweet, tetapi bagi saya ini kesalahan mendasar yang tidak seharusnya dilakukan seorang juru kabar federasi sepak bola nasional. Saya jadi ragu-ragu dan tidak langsung percaya ketika kabar tentang regulasi head-to-head ini disandarkan padanya.

Saya juga "memuji" tindakan PSSI yang, sekali lagi setelah Kualifikasi Piala Asia 2023 lalu, melepas "kabar bagus" di tengah persiapan tim menjelang laga krusial. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana suasana mental para pemain sekarang andaikata kabar ini sampai pada mereka.

Apa pun itu, jika nanti ternyata regulasi Piala AFF U19 2022 benar-benar menyatakan head-to-head di atas selisih gol, saya akan secara jantan mengakui telah salah dalam menulis. Juga meminta maaf secara terbuka pada Kompasiana dan siapa pun yang telah membaca dua artikel saya sebelumnya.

UPDATE 10/07/2022 PUKUL 22:50 WIB:

Ternyata yang digunakan sebagai tiebreaker fase grup Piala AFF U19 2022 benar-benar aturan head-to-head. Dengan ini saya mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Kompasiana dan segenap pembaca karena telah keliru memberi informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun