Sekilas pandang saja kebanyakan orang bakal menebak Spanyol yang bakal menjadi Juara Grup 6, sekaligus lolos ke putaran final Euro 2004. Sedangkan posisi runner-up grup rasa-rasanya bakal ditempati Ukraina yang dimotori Andriy Shevchenko, bintang AC Milan yang sangat subur di Serie A.
Prediksi ini tepat, setidaknya dalam dua pertandingan awal. Yunani mengawali kampanye mereka dengan buruk, yakni kalah 0-2 dari Spanyol di kandang sendiri. Bertandang ke Ukraina pada pertandingan kedua, kekalahan kembali diderita dengan skor identik.
Alhasil, posisi Yunani di klasemen sementara setelah dua pertandingan awal sempat berada di bawah Armenia. Tanpa mencetak gol sebiji pun, kebobolan 4 gol. Sedangkan Armenia sempat menahan imbang Ukraina 2-2.
Namun Yunani bangkit sejak pertandingan ketiga. Â Semenjak itu mereka selalu menang dalam 6 pertandingan sisa. Catatan ini semakin mengesankan karena gawang Yunani tak pernah lagi kebobolan hingga akhir putaran Kualifikasi.
Kebangkitan Yunani diawali dengan membabat Armenia 2-0 di partai ketiga. Disusul mengalahkan Irlandia Utara di partai keempat dengan skor sama. Saat ganti bertandang ke Spanyol, misi balas dendam sukses dijalankan dengan kemenangan tipis 1-0.
Setelah itu, tiga pertandingan sisa menghadapi Ukraina (kandang), Armenia (tandang) dan Irlandia Utara (kandang) selalu dimenangkan dengan gol tunggal. Mengejutkan banyak pengamat, Yunani justru keluar sebagai juara Grup 6 dan membuat Spanyol harus melalui babak play-off.
Kejutan Partai Pembuka
Dasar jodoh, Yunani kembali satu grup dengan Spanyol di putaran final Euro 2004. Tak cuma dengan Tim Matador, masih ada pula tuan rumah Portugal ditambah Rusia yang di atas kertas levelnya berada di atas Yunani.
Meski tampil mengagumkan di sepanjang putaran kualifikasi, Yunani tetap dipandang sebelah mata. Para pengamat lebih menjagokan Portugal dan Spanyol yang akan melaju ke fase gugur. Tinggal siapa yang jadi juara grup dan siapa yang peringkat kedua.
Eh, Yunani kembali membuat kejutan di partai pembuka. Menghadapi Portugal di bawah dukungan penuh suporter yang memadati Estadio do Dragao di Porto, 12 Juni 2004, Yunani langsung memimpin pada menit ke-7 berkat gol Giorgios Karagounis.
Suporter tuan rumah kembali terhenyak saat babak kedua baru berjalan 6 menit. Pelanggaran yang terjadi di dalam kotak 16 meter Portugal berbuah hukuman penalti. Angelos Basinas dengan tenang mengeksekusi bola untuk menggandakan keunggulan Yunani menjadi 2-0.
Portugal baru bisa mencetak gol balasan pada menit injury time melalui tendangan keras Ronaldo. Kekalahan Portugal ini menjadi sejarah tersendiri karena merupakan kali pertama dalam catatan Euro tim tuan rumah kalah di pertandingan pembuka.