Lahir di Budapest, 10 Juni 1927, nama Laszlo Kubala Stecz menjadi Ladislav Kubala dalam versi bahasa Slovak, Ladislao Kubala dalam lidah orang Spanyol, lalu Ladislau Kubala menurut orang Catalan. Kita akan menyebutnya dengana nama Kubala saja di sini.
Kubala mencatatkan diri sebagai satu-satunya pesepak bola yang pernah memperkuat tiga negara berbeda sepanjang kariernya. Ketiga negara tersebut adalah Hongaria, Cekoslovakia, dan Spanyol.
Kok bisa?
Ceritanya begini. Kubala dilahirkan di Budapest, ibukota Hongaria, sekaligus tumbuh besar di sana. Maka, sesuai ketentuan dia  memang berhak memperkuat timnas negara kelahirannya itu. Sama halnya Elkan Baggott yang sebetulnya berhak membela timnas Thailanda karena lahir di Bangkok.
Jadi, begitu usianya cukup dan pelatih timnas Hongaria kepincut padanya, Kubala pun memperkuat negara pertamanya. Sayang, karier Kubala tidak begitu bersinar bersama timnas Hongaria. Dari tiga kali bertanding dia tidak mencetak gol sama sekali. Mandul.
Ketika kemudian ayahnya meninggal dunia, Kubala bersama ibunya beremigrasi ke Cekoslovakia---negara yang pada 31 Desember 1992 pecah dua menjadi Rep. Ceska dan Slovakia. Ibu Kubala memang keturunan asli etnis Slovakia, maka ini adalah perjalanan pulang kampung bagi wanita tersebut.
Di negara barunya itu bakat Kubala kian berkembang. Klub Slovan Bratislava kemudian tertarik memakai jasanya. Kiprah Kubala ternyata cemerlang bersama Slovan. Hal ini membuat timnas Cekoslovakia memanggilnya untuk memperkuat barisan depan.
Kubala tidak menyia-nyiakan peluang ini. Berkat usia serta pengalamannya yang kian matang, dia lebih moncer bersama timnas Cekoslovakia. Bertanding sebanyak enam kali, dia menyumbang empat gol.
Tanpa harus meminta bantuan Jerome Polin pun kita bisa menghitung. Rekor ini berarti Kubala mencetak rata-rata 1,33 gol setiap pertandingan. Sebuah prestasi yang tak boleh dianggap remeh.
Namun gejolak politik di negara tersebut mengubah jalan karier Kubala. Dia hanya bisa merumput di Cekoslovakia selama hampir dua tahun, setelah itu sudah harus pindah-pindah lagi.
Kubala sempat mengadu nasib di Italia, tetapi gagal. Tanpa disangka-sangka, dua klub top Spanyol justru sama-sama menawari pinangan kepadanya. Ya, siapa lagi yang saya maksud kalau bukan Barcelona dan Real Madrid.